Pemerintah menolak hasil kongres luar biasa (KLB) yang memutuskan Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat (PD). Salah seorang penggagas KLB, Max Sopacua, menegaskan Moeldoko berada di pihaknya.
"Pak Moeldoko still with us until the end. Dia tetap tegar dengan kami, tegar dengan kami sampai akhir yang kita dapat apa," kata Max, ketika dihubungi, Kamis (1/4/2021).
Max mengatakan ditolaknya hasil KLB oleh pemerintah bukan berarti kepengurusan yang sudah disusun hilang begitu saja. Max menganggap keputusan itu sebagai babak baru untuk berjuang mengambil langkah berikutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia kan udah diangkat di kongres sebagai ketum. Jangan sampai keputusan Kemenkumham kemarin teman-teman menganggap bahwa KLB itu hilang. Pengurus KLB tetap ada," ujarnya.
"Ini kan baru babak pertama, babak pertama dengan ditolaknya dokumen KLB oleh pemerintah dalam hal ini Menkumham dan Menko Polhukam, tapi disarankan untuk ke pengadilan," lanjutnya.
Terkait Moeldoko yang didesak mundur oleh sejumlah pihak, Max tidak ambil pusing. Sebab, sebut dia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tidak meminta Moeldoko mundur sebagai KSP.
"Pengamat menyarankan agar Pak Moeldoko mundur itu bisa-bisa saja, dan kami tidak komplain itu. Tapi pemegang hak prerogatif ada di presiden, presiden tidak pernah mengatakan demikian," ujarnya.
"Moeldoko itu tegar, dia bilang 'saya tetap berjuang dengan Partai Demokrat sebagai ketum sampai selesai'. Lagian, kalau kita lihat banyak menteri yang jadi ketua partai kok. Muhaimin ketua partai, Airlangga Hartarto ketua partai, Suharso Monoarfa ketua partai. Kenapa Moeldoko disuruh mundur? Kecuali presiden yang minta. Presiden nggak apa-apa kok," lanjut Max.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: Kubu Moeldoko Sebut Proyek Hambalang Awal Kehancuran Demokrat