Serangan juga datang dari penggagas KLB lainnya yang juga mantan kader senior Partai Demokrat yakni Max Sopacua. Max menjelaskan alasan konfrensi pers digelar di Hambalang untuk menunjukkan kasus inilah yang merontokkan Partai Demokrat.
"Kenapa Pak Darmizal, Pak Rahmad dan kawan-kawan menetapkan konferensi persnya di Hambalang. Ini persoalannya, kalau konferensi pers biasa kita di restoran Dapur Sunda saja. Kalau nggak, di dapur makanan Ambon kita bisa bikin," kata Max Sopacua.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetapi kenapa kita bikin di sini, substansinya harus Anda catat. Tempat inilah, proyek inilah bagian salah satu yang merontokkan elektabilitas Demokrat pada ketika peristiwa-peristiwa itu terjadi. Dan yang paling penting sebagian besar dari kawan-kawan kami yang terlibat sudah menderita sudah dimasukkan ke tempat-tempat yang harus mereka masuk karena kesalahan," lanjutnya.
Max Sopacua kemudian mengungkit soal mereka yang belum tersentuh hukum dalam kasus Hambalang.
"Tetapi ada yang tidak tersentuh hukum yang juga menikmati hasil dari sini, sampai hari ini belum. Mudah-mudahan segera ya," ujarnya.
Kemudian, Edhie Baskoro Yudhoyono, alias Ibas juga turut diserang terkait kasus Hambalang. Ibas disinggung mendapatkan sejumlah bagian dari persoalan tersebut.
"Tidak disebutkan di media mana starting point-nya, apa kata Anas itu. Bagiannya tidak terlepas kalau kita menyampaikan, Pak Anas dapat berapa, Ibas dapat berapa, dan lain-lain dapat berapa, itu panjang nantinya. Yang jelas, mereka yang pernah terlibat, Andi Mallarangeng udah pernah masuk penjara juga. Gara-gara karena dia Menteri Olahraga. Yang membawahi Hambalang ini," ucap Max.
Simak soal AD/ART Demokrat diserang kubu Moeldoko di halaman berikutnya.