Jalur sepeda 'pop-up bike lane' di ruas jalan protokol Sudirman-Thamrin, Jakarta akan segera dibuat permanen. Rencana ini dikemukakan Pemprov DKI Jakarta untuk menunjang keamanan dan kenyamanan para pesepeda.
Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta berencana membuat jalur sepeda permanen untuk menjadikan sepeda sebagai moda alternatif masyarakat Jakarta dalam berkendara. Rencana ini akan diwujudkan pada Februari-Maret 2021.
Rencana ini menuai beragam respons dari para pengendara. Sebagian pengguna sepeda mendukung upaya Pemkot DKI Jakarta. Namun sejmulah pemotor tidak setuju adanya jalur sepeda permanen ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika jalur sepeda ini sudah permanen, nantinya pesepeda wajib menggunakan jalur tersebut.
"Tentu pada saat jalur sepeda sudah dipermanenkan, seluruhnya akan wajib menggunakan jalur permanen kecuali pada setiap hari Minggu itu akan ada tambahan lajur yang akan disiapkan dengan traffic cone," kata Kadishub DKI Syafrin saat dihubungi, Sabtu (6/1/2021).
Jalur sepeda permanen ini dibuat sepanjang 11,2 Km. Nantinya, jalur sepeda akan 'dipagari' oleh pot tanaman.
"Untuk proteksi jalur sepeda, kami menggunakan pot tanaman (planter box) dengan bentuk seperti rantai yang saling terkait," ujar dia.
Selain itu, jalur sepeda permanen itu akan dilengkapi pijakan kaki di simpang dalam lintasan jalur, way finding atau petunjuk jalan, hingga rest area berupa bike rack pada trotoar.
Simak juga video 'Sudirman-Thamrin Punya Jalur Sepeda, DKTJ Dorong Fasilitas Diperluas':
Lalu bagaimana tanggapan para pengguna jalan terkait rencana ini?
Pesepeda Rata-rata Setuju
Salah satu pesepeda, Indra (49) menyambut baik rencana Pemprov DKI Jakarta tersebut. Namun Indra meminta agar jalur sepeda permanen itu benar-benar steril dari kendaraan lain.
"Ya bagus-bagus aja, yang penting kan ada aturan yang jelas. Cuma itu nanti jalur sepedanya bener-bener steril buat pesepeda atau enggak? Karena yang udah-udah, biar udah dipermanenin kayak tempat lain juga, diwarnain hijau segala macem, tetap aja motor masuk," ujar Indra saat ditemui detikcom di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (6/2/2021).
Senada dengan Indra, pesepeda lainnya yang bernama Abeng (22) juga menyambut positif rencana ini. Menurut dia, kehadiran jalur permanen dapat memberikan keamanan terhadap para pesepeda.
"Kalau misalnya belum ada jalur nih, saya was-was sih. Soalnya di jalan raya kan bahaya ya. Apalagi kita dicampur sama mobil-motor gitu ya. Bahaya sih, ketika kayak mau belok, mau nyebrang, agak takut sih," ujar warga Tanjung Duren, Grogol, Jakpus ini.
Respons yang sama juga datang dari seorang pesepeda bernama Rezzy (20), warga Rawasari, Pramuka, Jakpus. Rezzy mendukung wacana Pemprov DKI ini.
"Saya ngedukung ya bikin jalur sepeda permanen. Soalnya kan kita sama-sama tahu kalau CFD sendiri juga lagi ditiadakan," ucapnya.
Sementara pesepeda lainnya, Gifari (18) mengaku kurang setuju dengan rencana jalur sepeda permanen ini. Menurutnya, jalur khusus sepeda (pop-up bike lane) sudah cukup.
Sedangkan pemotor menolaknya. Simak di halaman selanjutnya
Pemotor Keberatan
Salah satunya adalah Firman (40). Pria yang bekerja sebagai kurir paket ini menyarankan agar jalur sepeda permanen dibuat untuk di lingkungan kompleks saja, tidak di jalan raya seperti Sudirman-Thamrin yang padat kendaraan bermotor.
Firman khawatir akan keselamatan pesepeda itu sendiri.
"Ya saya nggak setuju kalau MH Thamrin jadi (jalur sepeda permanen untuk) pesepeda, kan di kompleks kan bisa di kompleks. Alasannya, kalau ketabrak kita (pemotor) yang disalahin," kata Firman saat ditemui detikcom di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Sabtu (6/2/2021).
Seorang driver ojek online (ojol), Abdul Rohim (24) juga kurang setuju jika jalur sepeda dibuat permanen. Menurutnya hal itu akan membahayakan si pesepeda itu sendiri.
"Kalau di sini kayaknya kurang sih, kalau bikin jalur khusus sepeda kayaknya kurang cocok deh. Maksudnya ini kan rame banget kendaraan, pasti banyak mobil-motor. Kalau buat pesepeda mah kayaknya bahaya," ujar Rohim.
Tak serta-merta menolak, tetapi Rohim turut menyampaikan sarannya. Menurut dia, lebih baik apabila jalur sepeda berada di trotoar jalan saja.
"Iya di trotoar. Ada (untuk) pejalan kaki, ada pesepeda. Jadi dia (jalur sepeda) sendiri (terpisah) dari jalan raya," ucapnya.