Seorang mahasiswi Jurusan Farmasi lainnya yang juga berusia 22 tahun memberikan pengakuan yang sama. Permintaan tanaman bunga dilakukan saat dia akan melakukan bimbingan ke rumah oknum dosen yang sama.
"Kalau saya toh, Kak, bulan November 2020. Saya chat, kan mau bimbingan, dibalas, 'Bisa ji datang ke rumah sudah Magrib, tapi bawakan dua bunga nah'," ujar mahasiswi Farmasi kedua yang ditemui detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswi Farmasi kedua itu mengatakan tak berani menolak permintaan sang dosen. Dia mengaku tidak ingin ada masalah karena dia tahu betul karakter sang dosen yang disebut mudah tersinggung. Kali ini sang dosen memesan bunga jenis lain.
Namun bunga yang dipesan dosen terasa berat untuk kantong mahasiswi. Bagaimana tidak, dia harus membawa dua pot bunga aglo, yang harga setiap potnya Rp 400 ribu. Dengan terpaksa, dia pun merogoh kocek hingga Rp 800 ribu untuk sekali konsultasi skripsi.
"Jadi pergilah saya mencarikan bunga dengan berkeliling Makassar. Cari harga yang paling murah dan di Antang mi itu paling murah, bunga aglo 1 pot itu Rp 400 ribu, dan saya disuruh bawa dua," katanya.
Menurut mahasiswi kedua ini, permintaan tanaman bunga tak hanya dialami dia dan rekannya. Pasalnya, mahasiswi kedua itu sempat bertemu dengan tiga orang mahasiswi lainnya yang juga membawa bunga ke rumah sang dosen.
Terkait kejadian tersebut, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Makassar mengaku telah turun tangan menyelidiki oknum dosen yang dimaksud.
"Sebenarnya informasi tentang adanya kasus seorang dosen yang mempersulit mahasiswa sudah diterima oleh Rektor pada Sabtu (30/1). Pada hari Ahad (31/1), Rektor menyampaikan untuk segera menindaklanjuti laporan tersebut," ujar Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Dr dr Syatirah Jalauddin dalam keterangan resminya, yang diterima detikcom, Selasa (2/2).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya>>>