Seperti diketahui, Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengungkap modus pemalsuan surat swab test oleh 15 tersangka. Pelaku menggunakan format PDF perusahaan farmasi yang disalahgunakan oknum pegawai yang juga tersangka di kasus ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang kedua, aktor intelektualnya adalah saudara U. Dia adalah pegawai fasilitas daripada rapid tes di PT Kimia Farma. Saudara U inilah yang punya PDF mana kira-kira... karena dia orang dalam. Dia tahu mana yang boleh," ujar Yusri.
Surat yang sudah memiliki kop surat klinik kesehatan dalam bentuk PDF ini diedit oleh tersangka. Kemudian, aktor lain berinisial DS akan mengisi data surat swab test sesuai dengan pesanan.
"Contoh misalnya, kop suratnya (perusahaan farmasi) F, ada BF, ada juga N, dan beberapa dokter-dokter lain. Jadi contoh 1 misal ada surat, ini dihapus sama dia. Kemudian diserahkan kepada saudara DS. Nanti DS ini kemudian yang mengetik sesuai pesanan," terangnya.
Kimia Farma Bantah Pelaku Adalah Pegawainya
Kimia Farma membantah jika pelaku U adalah pegawainya. Kimia Farma menyebut U tidak memiliki ikatan hubungan kerja dengan Kimia Farma Diagnostika.
"Kami sampaikan informasi bahwa oknum yang mengaku karyawan PT Kimia Farma Diagnostika yang bertugas di layanan Rapid Test Antigen dan PCR COVID-19 di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, bukan karyawan PT Kimia Farma Diagnostika," ujar Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Senin (18/1/2021).
Adil menegaskan bahwa pria berinisial U alias B bukan pegawai atau pun mantan karyawan Kimia Farma. U juga tidak memiliki hubungan pekerjaan dengan perusahaan farmasi tersebut.
"Kami menegaskan kembali bahwa yang bersangkutan bukan mantan karyawan dan tidak pernah memiliki hubungan pekerjaan dengan PT Kimia Farma Diagnostika," tegasnya.
Meski demikian, Adil tetap melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pihak, termasuk Polresta Bandara Soekarno-Hatta. Dirinya berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.
"Namun kami dari manajemen PT Kimia Farma Diagnostika melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pihak, terutama pihak Polresta Bandara Soekarno-Hatta, dalam rangka penelusuran atas sepak terjang para tersangka tersebut, sehingga tidak terjadi kejadian serupa di kemudian hari," sebut Adil.
Adil juga mengapresiasi Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang menangkap komplotan pelaku pemalsuan surat swab bebas COVID-19. Ulah para pelaku dianggap merugikan banyak pihak, terutama kepada penumpang.
"Kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Polres Bandara Soekarno-Hatta atas penangkapan sindikat tersangka pemalsuan dokumen surat hasil PCR test COVID-19 tersebut. Oknum tersebut sangat merugikan banyak pihak, termasuk calon penumpang, dan yang paling membahayakan adalah dapat menyebarkan COVID-19 apabila memang calon penumpang tersebut positif terinfeksi COVID-19," tutur Adil.
(mei/mei)