Pengumpulan massa udara yang cukup masif berpotensi menyebabkan hujan ekstrem seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan. Kendati demikian, Jon mengatakan, peluang hujan di Kalimantan Selatan dalam beberapa hari ke depan berdasarkan beberapa prediksi ECMWF dan GFS akan berangsur menurun.
"Kalaupun ada hujan pada beberapa hari setelahnya, intensitasnya akan lebih ringan dari tanggal 14 dan 15 Januari 2021," tutur Jon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, wilayah-wilayah lain, kata Jon, masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem. Fenomena hujan ekstrem, lanjut Jon Arifian, memang kerap terjadi di Indonesia dan disebabkan oleh banyak hal.
"Cuaca dan iklim di Indonesia dipengaruhi faktor global, misalnya fenomena La Nina, MJO, dan angin monsoon dan lainnya. Seperti misalnya index Nino 3.4 saat ini menunjukkan nilai -0.57 yang menunjukkan wilayah Indonesia mengalami La Nina lemah. Selain itu, Maden Julian Oscilation (MJO) saat ini berada di kuadran 3 sehingga peningkatan aktivitas pertumbuhan awan berada di Samudra Indonesia sebelah barat Sumatera. Demikian juga dengan nilai IOD juga cenderung netral yaitu di nilai -0.24," kata Jon.
(dnu/idh)