Langkah Waspada Corona di Tengah Pencarian Pesawat Sriwijaya

Round-Up

Langkah Waspada Corona di Tengah Pencarian Pesawat Sriwijaya

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 15 Jan 2021 05:34 WIB
Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu (dok jetphotos.com via flightradar24))
Foto: Pesawat Sriwijaya Air PK-CLC yang hilang kontak di Kepulauan Seribu (dok jetphotos.com via flightradar24))
Jakarta -

Evakuasi pesawat Sriwijaya Air SJ182 terus berlanjut. Namun di tengah pencarian itu ada kewaspadaan terhadap virus COVID-19, mengingat proses evakuasi ini menyedot banyak pihak yang datang ke JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

JICT II ini menjadi titik dikumpulkannya penemuan tim gabungan pencarian Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu. KRI dari tengah lau bakal membawa temuan para penyelam ke lokasi ini.

Temuan-temuan itu nantinya disampaikan ke awak media yang sudah menunggu. Kantong-kantong jenazah diturunkan dari kapal bersama serpihan pesawat yang kemudian disusun berjajar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari kegiatan pencarian ini seluruh pihak diminta waspada dari Corona. Karena faktanya, sejumlah tim pencari Sriwijaya ada yang dinyatakan reaktif COVID-19.

"Ya orang yang ada di sini, yang memeriksakan diri. Kan tidak semua memeriksakan diri, tapi dari diperiksa itu ya ada petugas ada media ada lainnya, relawan. Ternyata ada yang reaktif, banyak yang reaktif," ungkap Rasman di JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (14/1/2021).

ADVERTISEMENT

Rasman tidak merinci berapa jumlah petugas yang reaktif COVID-19 berdasarkan hasil tes antigen. Namun dia memastikan selalu mengingatkan petugas Tim Pencari Sriwijaya Air SJ182 di JICT II untuk terus menaati protokol kesehatan.

"Nggak ada, yang jelas reaktif ada. Artinya, di sekeliling kita ini nih ada wabah itu. Oleh karena itu, saya menekankan untuk mari kita disiplin terhadap protokol kesehatan ya," tuturnya.

Petugas pencari Sriwijaya Air yang dinyatakan reaktif kemudian dilakukan uji swab. Termasuk diminta untuk menjalani isolasi.

"Langsung di-swab, kemudian langsung diisolasi, kan prosedurnya begitu. Tidak boleh lagi berkeliaran di sini. Langsung diisolasi. Tidak boleh bergiat lagi di sini, karena kalau itu bahaya," kata Rasman.

Rasman memastikan tim yang saat ini bekerja sudah sehat. Tim diwajibkan untuk melakukan rapid antigen sebelum melakukan kegiatan pencarian.

Selain berfokus melakukan pencarian, Rasman meminta untuk selalu mengantisipasi penyebaran COVID-19. Ada beberapa posko yang menyediakan rapid antigen gratis untuk Tim SAR ataupun rekan media.

"Kalau di lapangan, yang jelas sebelum masuk ke lapangan kita lakukan pengecekan. Terutama pada saat dia bergerak dari sini, naik kapal, dicek dulu, benar-benar sehat, termasuk antigen, yakinkan bahwa dia benar-benar sehat, baru boleh melakukan kegiatan," tuturnya.

"Ada juga selain Basarnas, ada juga instansi lain. Masih ada (posko rapid antigen). Jadi kita simpulkan di sini nih, selain kita mencari di lapangan mencari korban, kita juga mengantisipasinya," kata Rasman.

Simak video 'Evakuasi Sriwijaya Air SJ182, Pencarian dari Udara Diperluas':

[Gambas:Video 20detik]



Temuan-temuan tim pencari Sriwijaya Air SJ182 di halaman berikutnya...

Selama 6 hari pencarian, Basarnas menerima 239 kantong jenazah dan black box Sriwijaya Air SJ182 berupa flight data recorder (FDR). Untuk pencarian per kemarin, Basarnas menerima 98 kantong berisi bagian tubuh atau body part.
Basarnas juga menerima 5 potongan besar pesawat Sriwijaya Air SJ182.

"Jadi total hingga pukul 20.00 WIB, kapal terakhir tadi masuk, kita sudah mengumpulkan 239 kantong jenazah, serpihan kecil pesawat 40, potongan besar pesawat 33, dan 1 FDR black box yang ditemukan tanggal 12 Januari sebelumnya," kata Kabasarnas Bagus Puruhito, di JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kepada wartawan.

"Hasil yang kita dapatkan hari ini dari operasi penyelaman Basarnas special group, TNI AL, Polairut, Bakamla, kita mendapatkan dapat 98 kantong jenazah yang berisi body part atau human remain, serpihan kecil badan pesawat 9 kantong dan potongan pesawat besar 5 bagian," terang Bagus.

Fokus pencarian pada kemarin, termasuk menemukan cockpit voice recorder (CVR). Namun CVR Sriwijaya Air belum bisa ditemukan.

Hari ini, Basarnas bakal mengumumkan kelanjutan operasi pencarian dan penyelamatan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182. Dia akan mengumumkan apakah waktu evakuasi Sriwijaya SJ182 diperpanjang atau tidak.

"Besok sore saya akan umumkan apabila memang kita harus perpanjang (operasi SAR)," ujar Kepala Basarnas Marsma TNI Bagus Puruhito, dalam jumpa pers di JICT II, Kamis (14/1/2021).

Ketentuan yang sudah ada mengatakan bahwa operasi SAR hanya berlangsung selama 7 hari. Meski begitu, Basarnas akan melihat situasi terlebih dahulu sebelum memutuskan perpanjangan.

"Saya akan umumkan apabila memang kita harus perpanjang (operasi SAR)," imbuhnya.

Bagus mengutarakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dan stakeholders lain terkait perpanjangan operasi SAR Sriwijaya Air SJ182. Jika masih belum ada hasil yang optimal, bukan tidak mungkin proses evakuasi diperpanjang selama 3 hari.

Halaman 2 dari 2
(idn/idn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads