Medan -
Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Rajuddin Sagala, telah menerima laporan soal dugaan oknum kepala sekolah (kepsek) di Medan gay. DPRD bakal menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan para pihak terkait persoalan tersebut.
"Sudah sampai laporan orang tua murid dan beberapa orang guru terkait hal tersebut ke saya dan sudah saya teruskan ke Komisi 2 untuk segera menindaklanjutinya lewat RDP, dalam waktu dekat akan di-RDP-kan," kata Wakil Ketua DPRD Medan, Rajuddin Sagala, Senin (28/12/2020).
Rajuddin menyebut DPRD bakal mengundang para pihak terkait untuk didengarkan penjelasannya. Dia belum menjelaskan detail kapan RDP bakal digelar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita undang kadis pendidikan, kepsek, orang tua murid dan guru untuk memperjelas hal tersebut," sebut Rajudin.
Dia mengatakan DPRD Medan bakal mendengarkan lebih dulu penjelasan dari berbagai pihak. Rajuddin mengatakan Pemko Medan harus bertindak cepat jika tudingan orang tua murid terhadap oknum kepsek tersebut terbukti benar.
"Seperti laporan yang sampai ke kami bahwa kepsek tersebut suka berkata kasar pada orang tua murid dan pada guru. Bahkan menurut laporan yang kami terima kepsek tersebut juga memiliki sifat yang tidak normal karena homoseks (suka dengan sesama jenis) termasuk dengan beberapa oknum guru laki-laki di sekolah tersebut," ucapnya.
"Jika ini benar, hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Harus segera ditindaklanjuti oleh Pemko melalui Dinas Pendidikan Kota Medan, tidak lah pantas seorang kepsek seperti itu jika perlu segera dinonaktifkan atau diberhentikan dari kepsek sebelum mencoreng lebih jauh lembaga pendidikan," sambung Rajuddin.
Sebelumnya, oknum kepsek di salah satu SD di Medan, Sumatera Utara, dituding penyuka sesama jenis atau gay. Sejumlah orang tua murid menggelar demonstrasi.
Salah satu orang tua murid, Raiman, menuturkan dugaan oknum kepsek gay ini sudah berlangsung lama. Di pertengahan tahun ini, kata dia, foto sang kepsek viral di media sosial bersama Z, teman prianya.
"Kami berembuk guru dan orang tua murid bagaimana caranya kita tidak mau nanti jadi ada korban. Dan ini juga telah diketahui oleh Lurah dan Camat Medan Tuntungan," kata Raiman, kepada wartawan di Medan, Rabu (23/12).
Saat menggelar demo, para orang tua membawa sejumlah poster berisi protes soal kepala sekolah tersebut. Salah satu poster itu berisi 'Kami menolak Kepsek LGBT'.
Raiman menyebut Z mengaku punya hubungan khusus dengan kepsek berinisial JS itu. Hal tersebut, menurut Raiman, disampaikan di hadapan lurah setempat.
Kadis Pendidikan Medan Adlan mengatakan pihaknya bakal menindaklanjuti protes para orang tua murid ini.
Sementara itu, pihak Kecamatan Medan Tuntungan yang menjadi wilayah sekolah itu berada menyatakan telah menyurati Disdik Medan soal masalah yang diprotes orang tua murid. Camat Medan Tuntungan Topan Ginting mengatakan dugaan kepsek gay itu harus dibuktikan dengan penyelidikan lebih lanjut.
"Iya diduga seperti itu. Tetapi itu kan perlu penyelidikan langsung oleh dinas terkait, bukan kewenangan dari kecamatan," ujarnya.
Oknum Kepsek J juga sudah buka suara atas tudingan itu. Dia membantah tudingan sebagai penyuka sesama jenis.
"Mereka melakukan tindakan yang salah tapi merasa benar terhadap semua tuduhan mereka itu, salah satunya hari ini. Saya kan warga negara Indonesia, saya punya hak sama di mata hukum. Apa yang mereka lakukan itu, tindakan mereka termasuk tuduhan-tuduhan mereka itu, itu semua tidak benar, tapi mereka merasa benar," kata JS saat ditemui wartawan.
Dia mengatakan semua tuduhan orang tua murid terhadap dirinya tidak benar. Dia meminta orang tua murid yang menuduhnya sebagai gay untuk menunjukkan bukti.
"Semua yang mereka katakan itu tidak benar. RDP, ada surat panggilannya ditunjukkan ke kalian? RDP itu jika ada aduan ke DPRD, maka DPRD membuat surat pemanggilan, harinya kapan, jam berapa, lalu ada berita acara. Lalu dari RDP itu ada keputusannya itu nanti disampaikan ke saya dan itu sampai detik ini tidak ada RDP-nya. Saya nggak ada pernah dipanggil ke kantor DPRD," sebut JS.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini