Oei Tambah Sia, Playboy Legendaris Batavia yang Cebok Pakai Uang

Urban Legend

Oei Tambah Sia, Playboy Legendaris Batavia yang Cebok Pakai Uang

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 28 Des 2020 13:43 WIB
Ilustrasi: Oei Tambah Sia. (Repro karya MG de Coudray di L’Illustration 1857/Public Domain/Wikimedia Commons)
Ilustrasi: Oei Tambah Sia. (Repro karya MG de Coudray di L'Illustration 1857/Public Domain/Wikimedia Commons)
Jakarta -

Ada sosok pria legendaris yang pernah berjalan-jalan di tanah Jakarta zaman dulu. Dia adalah 'pemburu' perempuan. Namanya Oei Tambah Sia.

Playboy yang menjadi urban legend Batavia ini muncul dalam catatan-catatan masa silam. Namanya sering ditulis sebagai Oei Tambah Sia, Oey Tamba Sia, atau Oei Tambahsia. Dalam 'Statistik Hukum' era Hindia Belanda tahun 1854-1855, namanya tertulis sebagai Oeij Tamba.

Dilansir Ensiklopedi dalam Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta, Oei Tambah Sia begitu legendaris di Betawi. Dia adalah pemuda Tionghoa dari orang tua yang kaya raya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ia seorang playboy yang membuat orang tua para gadis cantik khawatir setengah mati," tulis Ensiklopedi di Portal Resmi Provinsi DKI Jakarta.

Kisah mengenai Oei Tambah Sia dapat ditemui dalam cerita rakyat Betawi berbentuk syair dengan judul 'Sair Oey Tambahsia'.

ADVERTISEMENT

Siapa dia?

Oei Tambah Sia diperkirakan hidup antara tahun 1827 sampai 1856. Dia adalah anak dari Oey Thay, pemilik toko tembakau terbesar di Batavia yang aslinya berasal dari Pekalongan. Oey Thay adalah hartawan yang dermawan.

Oey Thay sang ayah dari Oei Tambah Sia adalah orang terhormat dan punya koneksi dengan pejabat. Oei Thay diangkat pemerintah kolonial sebagai Lieutnant der Chinezen untuk kawasan Kali Besar. Dia juga pengurus Kongkoan atau Dewan Tionghoa pada pemerintahan Hindia-Belanda era itu.

Tonton juga video 'Urban Legend: Menara Saidah dan Rumor Gedung Berhantu':

[Gambas:Video 20detik]



Selanjutnya, reputasi aksi playboy Oei Tambah Sia si anak orang kaya:

Anak perempuan Oey Thay menjadi istri dari putra Bupati Pekalongan. Oey Thay meninggal dunia pada usia 50 tahun. Oei Tambah Sia baru berusia 15 tahun.

Giliran Oei Tambah Sia yang mendapat warisan kekayaan ayahnya berupa lahan di Pasar Baru dan Curug Tangerang dengan sewa 95 ribu Gulden setahun, sejumlah rumah, uang, dan perhiasan. Total nilainya mencapai 2 juta Gulden.

"Sekadar gambaran, waktu itu dengan uang sepuluh gulden saja orang sudah bisa hidup cukup. Orang sekaya Oei Thay sangat jarang. Hanya bebarapa gelintir," demikian tertulis dalam buku 'Indonesia Poenja Tjerita', disunting Roso Daras, diterbitkan Mizal Digital Publishing.

Oei Tambah Sia, si ganteng foya-foya

Oei Tambah Sia yang tak pernah hidup susah sejak kecil, kini memanfaatkan warisan kekayaan bapaknya untuk hidup berfoya-foya. Dia adalah pria ganteng, senantiasa berpakaian mewah, berkuda kemana-mana, dan gemar mengejar perempuan.

Gambar interpretasi sosok Oei Tambah Sia, oleh MG de Coudray, dimuat di majalah Prancis, L'Illustration tahun 1857. (Public Domain via Wikimedia Commons)Gambar interpretasi sosok Oei Tambah Sia, oleh MG de Coudray, dimuat di majalah Prancis, L'Illustration tahun 1857. (Public Domain via Wikimedia Commons)

Muda, tampan, kaya-raya, disegani. Begitulah Oei Tambah Sia. Dia memiliki vila di Ancol bernama Bintang Mas. Tempat itu dia gunakan untuk melampiaskan hawa nafsunya. Dia selalu berburu perawan, bahkan juga perempuan bersuami.

Oei Tambah Sia akhirnya menikahi gadis dari keluarga Sim. Pesta pernikahan digelar besar-besaran, konon yang paling mewah se-Batavia, berlangsung beberapa hari. Pesta Oei Tambah Sia menutup jalan tanpa minta izin ke Dewan Tionghoa.

Meski pesta pernikahannya dengan gadis keluarga Sim digelar sangat mewah, namun Oei Tambah Sia tetap tidak berhenti berburu perempuan. Dia benar-benar gila perempuan, tak terkendali, bahkan sering diiringi dengan aksi pembunuhan terhadap orang yang dia anggap sebagai pesaingnya.

'Kegilaan' Oei Tambah Sia selanjutnya, cebok pakai uang kertas, orang-orang pada rebutan:

Dia susah ditangkap aparat Hindia-Belanda. Soalnya, dia sudah punya jejaring koneksi dengan pejabat-pejabat.

"Dengan mempergunakan kekayaannya, ia memelihara hubungan baik dengan para pembesar Belanda yang ternyata juga banyak yang korup dan bersedia menjadi pelindungnya. Ia merasa dengan uangnya ia dapat memperoleh segala apapun yang ia inginkan, tanpa menghiraukan kerugian yang ia timbulkan kepada orang lain," demikian tulis Benny G Setiono.

Benny G Setiono menuliskan catatan mengenai Oei Tambah Sia di bukunya, 'Tionghoa dalam Pusaran Politik'.

Cebok pakai uang

Di Jalan Toko Tiga, Glodok, terdapat kali tempat biasa Oei Tambah Sia buang air besar. Tiap kali dia buang air besar, banyak orang menungguinya.

Banyak orang menunggu Oei Tambah Sia yang buang air besar. Soalnya, Oei Tambah Sia cebok memakai uang kertas. Uang kertas yang dia gunakan untuk membersihkan pantatnya itu dibuang ke sungai.

Uang itulah yang menjadi rebutan warga. Dalam suasana berjubel, kadang-kadang warga terluka lantaran berebut uang kertas itu.

Halaman 2 dari 3
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads