Sarip Tambak Oso adalah ikon populer bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya dan Sidoarjo. Sosoknya dikisahkan sebagai jawara pembela rakyat kecil yang tertindas pada zaman penjajahan kompeni Belanda.
Budayawan Sidoarjo Henri Nurcahyo menuturkan, masyarakat mengenal sosok Sarip selama ini sebagai lakon dalam kesenian ludruk. Karena itu Sarip tak banyak dikenal sebagai lakon sejarah.
"Dia lebih dikenal sebagai lakon ludruk daripada dikenal sebagai lakon sejarah. Saya pernah ke Desa Tambak Oso, Waru Sidoarjo. Warga banyak mengenalnya sebagai lakon dalam ludruk daripada sejarah," kata Henri kepada detikcom, Sabtu (17/10/2020).
"Sarip sendiri sebenarnya bukan asli dari Tambak Oso. Namun memang ia tinggal di desa itu dan kemudian dikenal sebagai Sarip Tambak Oso sampai sekarang," lanjutnya.
Menurut Henri, catatan sejarah mengenai sosok Sarip selama ini hampir tak ada. Meski begitu kisahnya menjadikan Sarip sebagai legenda yang berkembang secara lisan dalam budaya.
"Selama ini beberapa kajian tentang Sarip yang dikaji justru bukan kajian sejarahnya tapi adalah Sarip sebagai sebuah cerita lisan atau lakon ludruk," terang Henri.