Jakarta -
Permukiman warga di Kecamatan Manggala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, direndam banjir. Hampir 2 ribu keluarga terpaksa mengungsi.
Dihimpun detikcom, Selasa (22/12/2020), banjir mulai merendam rumah warga sejak Minggu (20/12) kemarin. Banjir terjadi setelah hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut sejak Sabtu (19/12).
Tim dari Basarnas pun kemudian melakukan evakuasi. Warga diminta pindah ke lokasi pengungsian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 fakta terkait banjir di Makassar:
1. Banjir Setinggi 2 Meter
Ketinggian air banjir di Perumnas Antang, Manggala, mencapai 2 meter. Banjir bahkan nyaris sampai atap rumah.
Kasi Operasi Basarnas Sulsel Muh Rizal mengatakan tim terus melakukan evakuasi warga yang masih bertahan di lantai 2 rumahnya. Warga selanjutnya dievakuasi ke lokasi pengungsian menggunakan perahu karet.
"Semua rumah-rumah sudah pada kosong, hanya sebagian warga yang bertahan untuk menjaga barang-barang," kata Kasi Operasi Basarnas Sulsel Muh Rizal saat ditemui detikcom di lokasi banjir pada Senin pagi.
2. 1.917 KK Mengungsi
Sebanyak 1.917 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir di 4 kelurahan di Kecamatan Manggala.
"Di Manggala itu kurang lebih 1.917 KK (yang harus mengungsi)," ujar Camat Manggala Ansar Umar saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (21/12).
Sebanyak 1.917 KK yang mengungsi berasal dari Kelurahan Antang, Tamangapa, Batua, dan Kelurahan Manggala. Para warga yang terdampak banjir itu menjadikan masjid sebagai tempat mengungsi.
"Kalau mengungsi macam-macam, mengungsi di masjid, ada juga yang mengungsi ke keluarganya," kata Ansar.
"Ada juga mengungsi yang nanti mau pi makan baru datang di masjid, posko-posko lainnya," sambung Ansar.
Ansar menjelaskan empat kelurahan yang kini terdampak banjir itu memang merupakan wilayah-wilayah rawan banjir.
"Di Manggala itu kan ada 5 titik rawan, 4 kelurahan itu sekarang (yang terdampak, yakni) Antang, Batua, Manggala, Tamangapa. Kelurahan Bangkala juga sekarang, cuma bagian belakang (masih sebagian)," jelas Ansar.
3. Titik Banjir Paling Parah
Ansar mengatakan titik banjir yang paling parah terjadi di Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 2 meter.
"Di sini kan sudah puluhan tahunan (jadi wilayah langganan banjir) dan kadang 4 hari 5 hari bahkan 1 minggu baru surut. Bahkan di sana kan sampai bulanan dia baru surut betul," jelas Ansar.
Sebagai langkah penanganan awal, lanjut Ansar, kini telah terdapat 2 posko utama yang digunakan sebagai tempat koordinasi hingga tempat menyiapkan konsumsi warga yang jadi korban banjir. Sudah terdapat pula dokter-dokter yang siaga di lokasi pengungsian, termasuk memantau penerapan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
"Dan paling utama juga kan kesehatannya, kepala puskesmas kan sudah rutin juga di lapangan," katanya.
Terakhir, SAR gabungan diterjunkan secara rutin ke rumah-rumah warga yang terendam banjir agar warga yang belum dievakuasi bisa segera dievakuasi.
"Cuma itu kan dilematis juga di lapangan. Kadang orang tidak mau tinggalkan rumahnya karena barangnya. Pak RT RW sudah berusaha membujuk tidak mau, nanti pi kepepet baru mencari bantuan. Dia tunggu mungkin airnya, bilang turun ji, turun ji," pungkas Ansar.
4. Penjelasan BMKG
BMKG menjelaskan soal hujan deras yang mengguyur Makassar hingga menyebabkan banjir. BMKG mengatakan curah hujan akan meningkat sampai Januari 2021.
"Jadi penyebabnya pertama karena sudah memasuki musim hujan dan curah hujan akan terus meningkat sampai bulan Januari," kata Prakirawan BMKG Makassar Nur Asia Utami kepada detikcom, Senin (21/12/2020).
Selain karena wilayah Makassar yang sudah masuk musim hujan, faktor berikutnya ialah uap air di wilayah barat perairan Sulawesi Selatan terpantau cukup tinggi. Hal ini ditambah kelembapan yang cukup tinggi di permukaan laut.
"Jadi 3 unsur tadi yang menjadi pemicu kenapa seminggu terakhir di wilayah Sulawesi Selatan bagian barat curah hujannya cukup tinggi," ujarnya.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi diprediksi masih akan terjadi di wilayah Makassar dan sekitarnya hingga sepekan ke depan, bahkan hingga awal Januari 2021.
"Jadi wilayah di Sulawesi Selatan bagian barat, khususnya Makassar dan sekitarnya, yakni Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Gowa, dan Takalar, memang untuk seminggu ini terpantau di data observasi BMKG memang curah hujannya masuk dalam kategori sedang hingga tinggi," imbuhnya.
5. Dugaan soal Meluapnya Air Sungai
Sejumlah warga di Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Manggala Kota Makassar mengungsi lantaran rumah terkena dampak banjir. Warga mengungsi ke masjid terdekat lingkungan mereka.
"Ada sekitar 700 orang yang kita evakuasi hingga hari ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Muhammad Rusly kepada wartawan di Makassar, Senin (21/12).
Wilayah yang terkena dampak paling parah di BTN Kodam III di Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya. Sementara di Kecamatan Manggala, wilayah banjir paling parah berada di Romang Tangaya dan Perumnas Antang blok 8 dan blok 10.
"Selanjutnya kita dirikan dapur umum lewat bantuan Dinas Sosial. Dinas kesehatan membagikan obat-obatan juga kepada warga," terangnya.
Menurutnya, salah satu penyebab banjir di kedua wilayah itu lantaran meluapnya aliran sungai. Wilayah ini juga disebut kerap menjadi langganan banjir.
"Dari Kodam III itu airnya dari Sungai Maros, sementara di Romang Tangaya itu sungai dari Kabupaten Gowa. Air yang meluap ini berlanjut sampai blok 8 dan blok 10 (Perumnas Antang)," kata dia.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini