3. Titik Banjir Paling Parah
Ansar mengatakan titik banjir yang paling parah terjadi di Blok 8 dan Blok 10 Perumnas Antang. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai 2 meter.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di sini kan sudah puluhan tahunan (jadi wilayah langganan banjir) dan kadang 4 hari 5 hari bahkan 1 minggu baru surut. Bahkan di sana kan sampai bulanan dia baru surut betul," jelas Ansar.
Sebagai langkah penanganan awal, lanjut Ansar, kini telah terdapat 2 posko utama yang digunakan sebagai tempat koordinasi hingga tempat menyiapkan konsumsi warga yang jadi korban banjir. Sudah terdapat pula dokter-dokter yang siaga di lokasi pengungsian, termasuk memantau penerapan protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
"Dan paling utama juga kan kesehatannya, kepala puskesmas kan sudah rutin juga di lapangan," katanya.
Terakhir, SAR gabungan diterjunkan secara rutin ke rumah-rumah warga yang terendam banjir agar warga yang belum dievakuasi bisa segera dievakuasi.
"Cuma itu kan dilematis juga di lapangan. Kadang orang tidak mau tinggalkan rumahnya karena barangnya. Pak RT RW sudah berusaha membujuk tidak mau, nanti pi kepepet baru mencari bantuan. Dia tunggu mungkin airnya, bilang turun ji, turun ji," pungkas Ansar.