Putra Jusuf Kalla, Solihin Kalla, telah dimintai keterangan oleh polisi terkait pelaporan terhadap Ramdhan Pomanto (Danny) yang menuding JK sebagai sosok di balik penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo. Solihin pun angkat bicara.
Solihin mengungkapkan dirinya dimintai keterangan kepada penyidik di Mapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Minggu (6/12/2020).
"Sudah beri keterangan," kata Solihin lewat pesan singkat ke detikcom, Selasa (8/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kasih keterangan hari Minggu," ujar dia.
Solihin: Ganggu Martabat Keluarga
Solihin menerangkan soal alasan pelaporannya tersebut. Solihin menyebut dasar laporan itu adalah nama JK yang dianggap dicemarkan oleh Danny.
"Seputar laporan, bahwa benar nama orang tua kita tercemar dan mengganggu martabat keluarga," terang dia.
Selain itu, Solihin ditanyai soal kapan dirinya mendapatkan rekaman suara Danny Pomanto yang menyebut JK sebagai orang yang mengontrol KPK terkait penangkapan Edhy Prabowo beberapa waktu lalu.
JK Merasa Tak Nyaman
Juru Bicara Wakil Presiden RI ke-12 Jusuf Kalla (JK) Husain Abdullah menyebut JK tidak nyaman dituding sebagai sosok di balik penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK. Tudingan kepada JK tersebut dinilai telah mengganggu hubungan antarelite.
"Pak JK dalam posisi tidak nyaman dalam tuduhan itu dan itu mengganggu hubungan antarelite," kata Uceng, sapaan akrab Husain, dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (7/12/2020).
Atas adanya tudingan dari calon Wali Kota Makassar Danny Pamanto tersebut, Uceng menyebut pihak JK menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum. Diketahui, putra JK, yakni Solihin Kalla, telah melaporkan tudingan tersebut ke Polda Sulsel.
"Kita harapkan proses hukum jalan dan di sana kan nanti dibuktikan semua omongan tersebut," kata dia.
Menurut Uceng, yang terpenting saat ini ialah klarifikasi dari pihak KPK soal tudingan Danny Pomanto tersebut.
"Yang dibutuhkan adalah klarifikasi KPK ke Danny, dan ini sekali lagi demoralisasi KPK dan memang harus dipulihkan personal Pak JK," ucapnya.
Uceng meminta Danny lebih berhati-hati dalam berbicara, terlebih Danny merupakan sosok yang pernah menjabat Wali Kota Makassar.
"Analisanya mengada-ada dan bukan kelas pemimpin. Apalagi efekmya karena banyak yang dengar," ujarnya.
Penyelidikan Ditunda hingga Pilwalkot Usai
Polisi menunda penyelidikan kasus tersebut hingga Pilwalkot Makassar selesai.
Penundaan ini juga didasari petunjuk Kapolri per 31 Agustus 2020 soal profesionalisme dan netralitas polisi.
"Untuk progresnya karena ini Pilkada, dan yang dilaporkan tersebut merupakan calon peserta dalam kontestan Pilkada (Pilwalkot Makassar 2020), dan juga agar proses sidiknya tidak dikaitkan politik, maka agenda progresnya kita tunda dulu hingga selesai Pilkada," ujar Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam dalam keterangan tertulisnya yang diterima detikcom, Senin (7/12/2020).
Merdi menyebut penyidik telah menerima laporan dari tim hukum keluarga JK terkait dugaan pencemaran nama baik JK yang dilakukan Danny. Namun untuk menghindari dikaitkan dengan politik Pilwalkot Makassar, maka penyelidikan ditunda.
Merdi menegaskan telah memerintahkan jajarannya untuk memproses tuntas kasus tersebut. Tapi, dia mengingatkan penyidiknya agar memproses kasus tersebut sesuai prosedural.
Merdi menegaskan Polda Sulsel akan mengusut laporan dugaan pencemaran nama baik JK dengan terlapor Danny Pomanto usai Pilwalkot Makassar memilih pasangan calon wali kota-wakil wali kota terpilih.
Selain itu, Merdi juga mengingatkan paslon ataupun tim paslon di Pilwalkot Makasar, bahwa penundaan proses hukum tidak berlaku untuk dugaan tindak pidana pemilihan.
Merdi lalu mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap bersama-sama menjaga situasi Kantibmas yang aman dalam mensukseskan Pilkada ini.
Rekaman Suara Danny Pamanto
Rekaman video berisi suara Danny Pomanto menyebut Jusuf Kalla sebagai aktor di balik penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK beredar. JK, kata Danny dalam rekaman itu, hendak membenturkan Jokowi dan Prabowo untuk kepentingan Pilpres 2024.
Video yang beredar ini berdurasi 1 menit 58 detik ini, Sabtu (5/12/2020), menampilkan wajah Danny Pomanto dan kemudian beralih pada sebuah percakapan yang membahas penangkapan Edhy Prabowo serta tokoh-tokoh yang diuntungkan dalam penangkapan ini. Terkait hal ini, sebelumnya Danny Pomanto mengakui suara dalam rekaman itu adalah suaranya. Hanya, Danny menyebut perbincangan tersebut sebatas analisis politik dan perbincangan lepas dirinya dengan beberapa orang.
"Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya, dalam rumah saya, orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarnya saya korban ini. Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh," tutur Danny kepada detikcom.
Sementara itu, juru bicara (jubir) mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Husain Abdullah, menilai KPK harus segera memanggil Danny Pomanto yang menyebut penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo atas kontrol JK. Husain menyebut isu tersebut fitnah.
"Ini bukan sekadar masalah Pak JK, tapi sudah fitnah yang mengadu domba antarelite. Bahkan mendemoralisasi KPK," sebut Husain kepada detikcom, Sabtu (5/12).
Husain Abdullah mengaku tak habis pikir terhadap Danny Pomanto. Dia menyebut tuduhan soal JK yang mengontrol penangkapan Edhy Prabowo tak masuk akal.