Anak Jusuf Kalla (JK), Solihin Kalla, telah dimintai keterangan oleh polisi terkait pelaporan terhadap Ramdhan Pomanto (Danny). Solihin menyebut dasar laporan itu adalah nama JK yang dianggap dicemarkan oleh Danny.
"Sudah beri keterangan," kata Solihin lewat pesan singkat ke detikcom, Selasa (8/12/2020).
Solihin mengatakan dia memberikan keterangan kepada penyidik pada Minggu (6/12) lalu di Mapolda Sulsel. Kepada penyidik, Solihin menerangkan soal alasan pelaporannya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seputar laporan, bahwa benar nama orang tua kita tercemar dan mengganggu martabat keluarga," terang dia.
Selain itu, Solihin ditanyai soal kapan dirinya mendapatkan rekaman suara Danny Pomanto yang menyebut JK sebagai orang yang mengontrol KPK terkait penangkapan Edhy Prabowo beberapa waktu lalu.
"Saya kasih keterangan hari Minggu," ujar dia.
Sementara itu, Polda Sulsel telah menyampaikan menunda tidak lanjut laporan dari keluarga JK kepada Danny Pomanto. Proses kasus ditunda karena Danny adalah salah seorang kontestan di Pilwalkot Makassar. Penundaan ini juga didasari petunjuk Kapolri per 31 Agustus 2020 soal profesionalisme dan netralitas polisi.
"Ini kan terkait masalah calon yang menjadi kontestan, jadi memang sudah ada TR, petunjuknya dikeluarkan Kapolri pada 31 Agustus 2020. Jadi memang aturan tersebut dikeluarkan untuk menjaga profesionalisme dan netralitasnya polisi," kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Ibrahim Tompo kepada detikcom, Senin (7/12) kemarin.
Kombes Ibrahim menegaskan arahan Kapolri Jenderal Idham Azis Polri tidak boleh menindaklanjuti laporan pidana calon kepala daerah yang tengah berkontestasi di Pilkada 2020 hingga gelaran pilkada selesai.
Simak video 'Rekaman Danny Pomanto Sebut JK di Balik Penangkapan Edhy Prabowo':
Bagaimana awal mula kasus ini hingga dilaporkan ke polisi? Silakan baca di halaman selanjutnya.
Seperti diketahui, rekaman video berisi suara Danny Pomanto menyebut Jusuf Kalla sebagai aktor di balik penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK beredar. JK, kata Danny dalam rekaman itu, hendak membenturkan Jokowi dan Prabowo untuk kepentingan Pilpres 2024.
Video yang beredar ini berdurasi 1 menit 58 detik ini, Sabtu (5/12/2020), menampilkan wajah Danny Pomanto dan kemudian beralih pada sebuah percakapan yang membahas penangkapan Edhy Prabowo serta tokoh-tokoh yang diuntungkan dalam penangkapan ini. Terkait hal ini, sebelumnya Danny Pomanto mengakui suara dalam rekaman itu adalah suaranya. Hanya, Danny menyebut perbincangan tersebut sebatas analisis politik dan perbincangan lepas dirinya dengan beberapa orang.
"Jadi itu adalah percakapan di dalam rumah saya, dalam rumah saya, orang rekam. Jadi sebenarnya itu adalah percakapan biasa, analisis politik dan hak setiap orang kan begitu. Sebenarnya saya korban ini. Kenapa ada yang rekam dan sebar. Aneh," tutur Danny kepada detikcom.
Sementara itu, juru bicara (jubir) mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), Husain Abdullah, menilai KPK harus segera memanggil Danny Pomanto yang menyebut penangkapan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo atas kontrol JK. Husain menyebut isu tersebut fitnah.
"Ini bukan sekadar masalah Pak JK, tapi sudah fitnah yang mengadu domba antarelite. Bahkan mendemoralisasi KPK," sebut Husain kepada detikcom, Sabtu (5/12).
Husain Abdullah mengaku tak habis pikir terhadap Danny Pomanto. Dia menyebut tuduhan soal JK yang mengontrol penangkapan Edhy Prabowo tak masuk akal.
"Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti. Danny seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan. Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah, karena secara budaya dan agama tahu risikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," tutur Husain.
"Coba anda bayangkan, Pak JK di Jakarta dengan segala aktivitas sosial, tidak mengusik orang lain, termasuk Danny Pomanto. Tiba-tiba dia melontarkan pernyataan yang tidak masuk akal," imbuh Husain.
Husain kemudian berpendapat pernyataan Dhani merendahkan KPK. Karena itulah, Husain meminta KPK mengklarifikasi pernyataan Danny Pomanto.
"Masalah yang dimunculkan Danny menyangkut fitnah kepada Pak JK, bahkan Anies dan juga sangat merendahkan KPK yang prestasinya menangkap Menteri KKP yang justru dipandang sebagai angin segar bagi penegakan hukum di Indonesia. Danny telah mencederai kerja keras KPK. KPK perlu memanggil Danny Pomanto untuk mengklarifikasi fitnahan tersebut," terang Husain.