Komisi Pemilihan Umum (KPU) sejak dua hari terakhir mulai menyalurkan logistik pemilihan kepala daerah (pilkada) ke sejumlah daerah. Di Kalimantan Selatan (Kalsel) distribusi perlengkapan pelaksanaan Pilkada pun dilakukan secara maraton sejak Minggu-Senin (6-7/12).
Distribusi logistik pilkada di Barabai, Hulu Sungai Tengah (HST), petugas pun harus menjelajahi kawasan pelosok di pegunungan dan desa terpencil mulai Batang Alai Timur, Aing Bantai hingga Juhu. Petugas menjelajahi kawasan hutan perawan Meratus dan melintasi sungai penghubung kampung bahkan hingga lebih dari sehari.
Proses pengantaran logistik pilkada dilakukan berjalan kaki dengan membopong sejumlah kotak suara dan perlengkapan logistik pemilu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Medannya harus ditempuh dengan jalan kaki, aksesnya tidak bisa dilakukan dengan mobil maupun sepeda motor. Kami memprioritaskan kawasan ini mengantar logistik pemilu," kata Ketua KPU Hulu Sungai Tengah, Johansyah, kepada wartawan, Senin (7/12/2020).
Menurut Johansyah, dua desa ini didahulukan mengingat aksesnya sangat sulit ditempuh dengan jalur darat, terutama menggunakan mobil atau sepeda motor. Selain itu jalur dan waktu yang akan ditempuh memakan waktu berjam-jam menyusuri hutan pegunungan meratus.
Perjalanan menuju kawasan Pegunungan Meratus membutuhkan tenaga ekstra keras. Petugas yang dikawal TNI-Polri bersenjata lengkap, harus menembus jalan terjal mendaki dan melintasi puluhan sungai dengan arus deras.
Kotak suara dan surat suara dibungkus plastik agar tetap kering. Sebab, selain harus menyusuri sungai, dalam tiga hari terakhir Kalsel diguyur hujan.
"Yang ke Desa Juhu itu, kami butuh perjalanan dua hari satu malam, harus hati-hati, jalannya licin lagi," ujar salah seorang relawan pengantar logistik pemilu, Danas.