Narasi 'Lihat Saja Video' dari Satpol PP DKI Balas Sindiran 'Loyo'

Round-Up

Narasi 'Lihat Saja Video' dari Satpol PP DKI Balas Sindiran 'Loyo'

Tim detikcom - detikNews
Senin, 23 Nov 2020 06:39 WIB
Kasatpol PP DKI Arifin
Kasatpol PP DKI Arifin (Ilman/detikcom)
Jakarta -

Sindiran 'loyo' terlontar untuk Satpol PP DKI di tengah aksi prajurit TNI mencopoti baliho Habib Rizieq Syihab di Jakarta. Satpol PP pun menepis sindiran itu.

Sindiran tersebut awalnya diucapkan oleh Ketua DPP PKB yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang. Marwan menilai Satpol PP DKI tidak bertaji.

"Yang kita sayangkan itu sebetulnya (tugas) Satpol PP. Tugas menurunkan baliho-baliho seperti itu memang bukan tugas Pak Dudung (Pangdam Jaya Mayjen TNI Abdurachman). Tidak selayaknya dia, itu tugas Satpol PP," kata Marwan ketika dihubungi, Jumat (20/11/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi Satpol PP kita ini lho kok loyo, memble?" lanjutnya.

Seperti diketahui, media sosial sempat diramaikan video orang berpakaian loreng yang mencopoti baliho Habib Rizieq. Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman lalu mengaku memerintahkan baliho-baliho itu dicopot.

ADVERTISEMENT

Pendapat Marwan itu ditanggapi sesama politikus lain. Ada yang mendukung sindiran itu, ada juga yang membela Satpol PP DKI.

Kepala Satpol PP DKI, Arifin, juga sudah angkat bicara dan menepis sindiran 'loyo'. Dia merujuk pada video viral yang memperlihatkan aparat ramai-ramai menurunkan baliho Habib Rizieq.

Selengkapnya ada di halaman berikutnya.

Sindiran Politikus PKB

Ketua DPP PKB yang juga Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang berpendapat penurunan baliho Habib Rizieq seharusnya bukanlah tugas prajurit TNI. Seperti diketahui, Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman mengaku memerintahkan baliho-baliho itu dicopot.

"Yang kita sayangkan itu sebetulnya (tugas) Satpol PP. Tugas menurunkan baliho-baliho seperti itu memang bukan tugas Pak Dudung (Pangdam Jaya Mayjen TNI Abdurachman). Tidak selayaknya dia, itu tugas Satpol PP," kata Marwan ketika dihubungi, Jumat (20/11/2020).

"Tapi Satpol PP kita ini lho kok loyo, memble?" lanjutnya.

Marwan membandingkan perlakuan Satpol PP kepada warga sipil yang memasang baliho. Menurutnya, jika masa tenggat waktu sudah habis, Satpol PP bakal menindak tegas.

"Begitu lewat tanggal, ya langsung diturunin. Tapi ini (baliho Habib Rizieq) sudah suka-sukanya, isinya nggak jelas, nggak diapa-apain," imbuh Marwan.

PDIP Sepakat dengan PKB

PDIP DKI Jakarta sepakat dengan PKB yang menilai Satpol PP loyo soal penurunan baliho Habib Rizieq Syihab. Menurut PDIP, TNI turun tangan karena Pemprov DKI tak konsisten menegakkan aturan.

"Kalau bicara baliho, bendera spanduk, kan sudah ada aturan. Kenapa sekarang terjadi semrawut, karena Pemprov tidak konsisten dalam penegakan aturan itu. Persoalan di situ, kalau PKB anggap Satpol PP loyo dan sebagainya, ya karena Satpol PP tidak konsisten dalam menegakkan aturan," ucap Ketua Fraksi PDIP Gembong Warsono, saat dihubungi, Sabtu (22/11/2020).

Gembong lalu mencontohkan aturan soal pemasangan baliho dan bendera parpol. Penerapan dan waktu pemasangan memiliki batas waktu, di mana ketika sudah lewat batas waktu akan dicopot oleh Satpol PP.

"Misal ketika partai punya hajat, PDIP mau hajat Rakernas di Jakarta, kita minta izin pemasangan bendera, atribut partai, lebih dari itu kan Satpol PP nurunin. Ketika diterapkan pada partai politik, atau organisasi apa pun. Yang harus dilakukan pemprov adalah konsisten terhadap aturan," katanya.

Gembong melihat Satpol PP seakan membiarkan, sehingga ada pelanggaran. Sampai akhirnya TNI harus turun tangan.

"Kalau itu semua pihak baik unsur masyarakat, maupun unsur pemprov konsisten dengan aturan, maka tidak akan terjadi seperti itu. Terjadi kan Satpol PP ada pembiaran juga," katanya.

Komisi A DPRD Bela Satpol PP DKI

Komisi A DPRD DKI Jakarta membela Satpol PP yang disebut loyo karena TNI bergerak menurunkan baliho Habib Rizieq Syihab. Menurutnya, Satpol PP DKI sudah bertindak, namun massa FPI kembali menaikkan baliho tersebut.

"Jangan salahkan Satpol PP. Satpol PP memang penegak Perda, tapi kan sudah dilakukan terus dinaikkan lagi," kata Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono, saat dihubungi Sabtu (21/11/2020).

"Sudah bertindak (mencopot) dinaikkan lagi, copot dinaikkan lagi, copot naik lagi. Satpol PP Jangan suruh berantem sama FPI," ucap Mujiyono.

Menurut Mujiyono, Satpol PP sedang mengubah citra yang dikenal buruk karena penertiban dengan kekerasan. Satpol PP saat ini, lanjut dia, lebih mengedepankan pendekatan humanis.

"Saya sudah bilang Satpol PP ini brand image-nya sudah terlanjur jelek karena masa lalu. Makanya sekarang dibenahi kualitas SDM (sumber daya manusia). Sekarang kan persuasif dalam hadapi masyarakat ya humanis," ucapnya.

Penjelasan Satpol PP DKI

Kasatpol PP DKI Arifin angkat bicara soal sindiran 'loyo' dan 'memble' setelah TNI bergerak menurunkan baliho Habib Rizieq Syihab. Arifin menyebut Satpol PP ikut terlibat dalam penurunan baliho tersebut.

"Ya sebenarnya kan turunnya juga bisa dilihat juga ada beberapa anggota juga yang ada di sana kan, anggota Satpol PP-nya juga ada, ya dilihat dong di videonya ya. Iya, dilihat saja di videonya. Kita selalu bersama kok, kita bersama 3 pilar TNI," kata Arifin saat dihubungi, Minggu (22/11/2020).

Arifin merujuk pada video yang memperlihatkan sejumlah anggota TNI menurunkan baliho Habib Rizieq. Dia mengatakan Satpol PP selama ini sudah menjalankan tugasnya. Namun, baliho-baliho Habib Rizieq, sebut Arifin, selalu kembali dipasang setelah dicopot Satpol PP.

"Ya tentu kita selalu menjalankan apa yang memang sudah ketentuan kita, bahwa kita memang sudah lakukan sebagaimana seperti tempat-tempat yang lain, ada yang diturunkan sudah, kita turunkan, kemudian pasang, turunkan, pasang dengan tema-tema yang berbeda. Tetap akan kita turunkan juga. Kita akan terus lakukan penurunan. Kita akan terus tetap lakukan penurunan terus," ungkapnya.

Arifin juga membantah pihaknya melakukan pembiaran terhadap spanduk atau baliho Habib Rizieq.

"Tidak ada pembiaran, tadi saya katakan kita sudah melakukan penindakan, sudah diturunkan, kemudian terpasang lagi, seperti itu," jelas Arifin.

Halaman 2 dari 5
(imk/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads