Sementara Direktur Riset Kantor Konsultan Politik Konsepindo, Sapraji menyatakan, salip menyalip sebelum waktu pencoblosan adalah hal biasa dalam pilkada, tetapi biasanya terjadi pada kontestan yang sama-sama kuat. Dalam hal disalipnya pasangan Benyamin-Pilar oleh Muhamad-Saras, dia menilai hal itu cukup mengejutkan.
Sapraji menuturkan lembaga survei Konsepindo Research and Consulting telah beberapa kali menyelenggarakan survei Pilkada Tangsel, namun tidak mendeteksi adanya stagnansi pada pasangan Benyamin-Pilar. Dalam survei lembaganya, Benyamin-Pilar tidak pernah mengalami penurunan elektabilitas, tapi memang kenaikannya lamban karena posisinya elektabilitasnya sudah cukup tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan elektabilitasnya sudah di atas angka 40 persenan, sementara Muhamad-Sara masih di angka 20 persenan lebih. Selisih kedua paslon masih di atas 10 persenan. Kita akan turun lagi survei akhir November ini," papar Sapraji.
Mengenai ramainya pembahasan hasil survei Indikator itu, dia melihat data tracking Indikator yang dipublikasikan selisih Muhamad dan Benyamin masih dalam arsir margin error. Sapraji mempertanyakan data perkembangan popularitas para kandidat. Menurutnya itu penting karena dari data Indikator yang beredar, pada survei akhir Juli sampai awal Agustus, popularitas Muhamad masih dibawah 50 persen. Tidak ada data di survei Agustus, Okober, November seberapa dikenal dan disukai Muhamad, apakah menyalip Benyamin juga.
"Nah mesin Benyamin ini cukup berpengalaman ikut balap pilkada. Pilkada sekarang ini adalah kali ketiga buatnya, dua pilkada sebelumnya, Benyamin selalu unggul. Ia adalah wakilnya Airin Rachmi Diany. Melihat hal ini, peluang Benyamin memenangkan pilkada lebih tinggi dari Muhamad dan Azizah," pungkasnya.
(tor/tor)