Kontroversi 1: Pengunggah konten baladacintarizieq
SP3 itu terbit karena polisi belum menemukan pengunggah konten di situs baladacintarizieq, berisi percakapan WhatsApp antara Rizieq dan Firza Husein, termasuk juga foto-foto porno yang termuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka kasus tersebut dihentikan karena menurut penyidik kasus tersebut belum ditemukan peng-upload-nya. Terhadap kasus ini dapat dibuka kembali bila ditemukan bukti baru," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri saat itu Brigjen Mohammad Iqbal kepada detikcom, 16 Juni 2018.
Perdebatan soal siapa pengunggah konten-konten mesum itu sempat mengemuka. Tentu saja, pihak Rizieq ingin agar penyebar fitnah diusut, dalam hal ini pengunggah konten itu.
Setahun sebelum SP3 diterbitkan polisi, Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen M Iriawan, mengatakan konten pertama keluar dari Amerika Serikat (AS). Polis mengalami kesulitan mencokok pengunggah.
"Sedang kita dalami, karena konten pertama keluar ada dari Amerika, dari anonymous itu. Jadi kita ada kesulitan," kata Iriawan pada 8 Juni 2017. Anonymous tentu saja tidak jelas, selain sosoknya (kalaupun itu berupa sosok) juga misterius, lokasinya juga bisa berpindah-pindah.
Kontroversi terpantik karena pihak Rizieq berkeyakinan pengunggahnya tidak di AS. "Kalau saya pribadi tidak yakin. Saya meyakini tidak di AS, tapi di Indonesia," kata pengacara Rizieq saat itu, Sugito Atmo Prawiro.
![]() |
Satu analisis sebuah blog sempat menjadi pergunjingan karena menyebut penyebar situs baladacintarizieq berada di Jalan Seno Raya, Pejaten Timur, Jakarta Selatan, atau sama dengan alamat kantor Badan Intelijen Negara (BIN). BIN membantah. "Tudingan itu tidak benar. BIN tidak berkepentingan dalam kasus RS," kata Deputi VI Bidang Komunikasi dan Informasi BIN, Sundawan Salya, 12 Juni 2017.
Berikutnya, kontroversi denda: