Dihubungi terpisah, anggota Komisi I DPR F-NasDem Willy Aditya mengatakan caci maki dalam demonstrasi di Kedubes Prancis tidak akan mempengaruhi hubungan Prancis dengan Indonesia. Menurutnya, adalah hal biasa jika dalam orasi demo ada ujaran caci maki yang dikeluarkan.
"Ya biasa itu, namanya orang demo apa aja ya dikeluarkan. Masa orang demo kita minta ngomongnya kayak orang lagi bertamu, ya nggak mungkin. Dan nggak ada pengaruhnya apa-apa terhadap hubungan bilateral kedua negara. Kecuali yang caci maki itu antar-kepala negara, baru akan berpengaruh. Ini kan cuma massa yang berdemonstrasi saja. Ya biasalah itu," kata Willy.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Willy sekali lagi menyebut demonstrasi tidak berpengaruh terhadap hubungan kedua negara. Menurutnya, hubungan Indonesia dan Prancis akan terganggu jika terjadi masalah diplomatik.
"Ya nggak akan lah (orasi caci maki berpengaruh ke hubungan Indonesia-Prancis). Hubungan bilateral dua negara akan terganggu jika ada masalah diplomatik, bukan karena demonstrasi," ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah massa dari FPI dan ormas lainnya yang tergabung dalam massa demo 211 melakukan aksi di Kedubes Prancis, Jakarta Pusat (Jakpus). Massa mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron hingga membakar baju bergambar bendera Prancis.
Aksi itu diwarnai caci maki dalam orasi yang disampaikan. FPI, dalam pernyataannya, menyebut Macron 'syarrul-bariyyah' atau seburuk-buruknya makhluk dan berharap Macron mendapat balasan setimpal. Ustaz Haikal Hassan juga menyebutnya 'the f***ing president in the world'.
(azr/dnu)