Sandiaga di Antara Setia ke Gerindra dan Peluang Jadi Ketum PPP

Round-Up

Sandiaga di Antara Setia ke Gerindra dan Peluang Jadi Ketum PPP

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 27 Okt 2020 06:01 WIB
BPN Prabowo-Sandiaga Uno menggelar jumpa pers di Kertanegara. Mereka berencana mendatangi MK untuk mengajukan gugatan terkait Pilpres 2019 nanti malam.
Foto: Sandiaga Uno (Rifkianto Nugroho)

Sandiaga Terbentur AD/ART PPP

Sandiaga memang tidak bisa sekonyong-konyong jadi Caketum PPP. Sebab, ada syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang untuk bisa menjadi caketum, salah satunya yakni harus menjadi pengurus DPW maupun DPP.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang sudah diatur di AD/ART, yakni setidaknya yang bersangkutan menjadi pengurus minimal 1 periode di kepengurusan PPP," terang Ketua DPP PPP Lena Maryana Mukti, kepada wartawan, Senin (26/10).

Tapi, syarat itu tidak serta merta membuat peluang Sandiaga menjadi Caketum PPP sirna. Sebab, bisa saja, dalam Muktamar ke-IX PPP mendatang, para muktamirin sepakat untuk mengubah AD/ART, khususnya mengenai syarat caketum.

ADVERTISEMENT

PPP Butuh Efek Kejut Sandiaga

PPP sendiri dinilai tengah dalam krisis kepemimpinan. Partai yang didirikan pada 1973 itu membutuhkan efek kejut untuk mendongkrak suara di Pemilu 2024. Nah, Sandiaga-lah yang dianggap mampu memberikan efek kejut tersebut.

"Memang partai ini (PPP) membutuhkan efek kejut, paling mudah melihat perilaku pemilih Indonesia yang cenderung demokrasi kultus butuh sosok yang kuat sebagai ketum. Sandi punya daya magnet elektoral. Ini yang tidak dimiliki ketum sebelumnya, seperti Romi, Suharso," ujar Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya, dalam perbincangan, Senin (26/10).

Sandiaga, yang pernah menjadi cawapres berpasangan dengan Prabowo, disebut punya modal elektoral yang lebih dibandingkan tokoh internal PPP. Tak heran, kata Yunarto, ada suara dari lingkup internal PPP yang menginginkan Sandiaga menjadi ketua umum.

"Mungkin itu sebagian kader PPP yang mulai risau, apalagi PT akan dinaikkan lagi. Karena, dengan segala hormat, tidak ada tokoh PPP yang kuat kalau kita lihat dari segi elektabiltias. Dari 2 pilpres terakhir, bisa kita lihat tidak ada tokoh PPP yang masuk bursa capres ataupun cawapres," papar Yunarto.

"Sementara Sandiaga punya modal itu, dia pernah cawapres, menang di Pilgub DKI. Masih masuk 5 besar di bursa capres. Dalam kebutuhan PPP itu, Sandi punya modal besar. PPP itu bukan PDIP, Gerindra, atau Demokrat yang sentra kekuatan ada di satu orang. Ada krisis kepemimpinan di PPP sehingga membutuhkan tokoh yang memiliki daya magnet elektoral," imbuhnya.

Lantas, apakah Sandiaga akan tetap setia di Gerindra? Atau mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tidak akan melewatkan kesempatan menjadi calon Ketum PPP? Baca perkembangannya di detikcom.


(zak/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads