RS Simpulkan Mahasiswa Baubau Luka Kena Benda Tumpul, Bukan Tertembak

RS Simpulkan Mahasiswa Baubau Luka Kena Benda Tumpul, Bukan Tertembak

Sitti Harlina - detikNews
Jumat, 16 Okt 2020 19:07 WIB
Polisi menunjukkan almamater mahasiswa yang disebut terkena tembakan. Pihak kepolisian dan parademis memastikan mahasiswa tersebut tidak terluka tembak (Sitti Harlina/detikcom)
Polisi menunjukkan almamater mahasiswa yang disebut terkena tembakan. Pihak kepolisian dan parademis memastikan mahasiswa tersebut tidak terluka tembak. (Sitti Harlina/detikcom)
Kendari -

Polisi membantah mahasiswa bernama Nur Sya'ban terkena tembakan saat aksi penolakan omnibus law di Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra). Pihak rumah sakit (RS) mengatakan mahasiswa tersebut terluka akibat benda tumpul.

Dokter Kenangan, selaku dokter yang menangani korban, menjelaskan korban tidak terluka akibat tembakan. Dia mengatakan korban terluka akibat benda tumpul.

"Deskripsi luka yang kami temukan yakni luka karena benda tumpul, itu bisa akibat batu, kayu, saya tidak bisa menyimpulkan oleh apa yang pasti deskripsi lukanya karena kekerasan benda tumpul," kata dr Kenangan, Jumat (16/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Kenangan lalu menjelaskan soal dampak luka jika terkena tembakan. dr Kenangan yang bertugas di RS Murhum ikut menangani korban, Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Nur Sya'ban.

"Luka akibat peluru ada dua jenis yakni luka tembus dan luka tidak tembus. Kalau luka tembus itu ditemukan dua luka pada sisi yang berlawanan di suatu organ tubuh, luka masuk dan luka keluar. Kalau luka tidak tembus itu biasanya hanya satu luka. Biasanya kalau ada luka tembus di luka tidak tembus atau terluka biasanya di situ ditemukan anak peluru atau serpihan peluru saat kita identifikasi lukanya (korban) tidak ditemukan adanya benda asing di luka tersebut," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

Hal senada dijelaskan Suster Lia, yang menangani korban saat masuk UGD pertama kali. Lia juga sempat bertanya ada apa dengan korban, lalu ada rekan korban yang menjawab.

"Saya sempat juga bertanya 'ini karena apa?', lalu ada mahasiswa dalam ruang UGD, saya tidak tahu siapa, dia bilang 'itu kena peluru karet teman saya' bilang coba periksa dulu jangan sampe ada sisa-sisa, saya periksa juga di lukanya itu tidak ada sisa-sisa peluru karet," ujar Lia.

Sebelumnya, kabar bahwa Nur Sya'ban tertembak pada pekan lalu dibantah Kapolres Baubau AKBP Rio Tangkari. Hal ini disampaikan setelah pihaknya melakukan penyelidikan.

"Anggota yang melaksanakan pengamanan, tidak ada yang membawa senjata api," kata AKBP Rio saat dikonfirmasi terpisah.

Dia mengatakan jaket almamater yang digunakan korban saat melakukan aksi unjuk rasa telah diamankan. Secara kasatmata, di jaket tersebut tidak ada bekas lubang.

"Jaket yang digunakan korban pada saat aksi unjuk rasa, telah diserahkan kepada penyidik, pada lengan bagian kiri jaket tersebut tidak ada bekas lubang sama sekali. Artinya tidak mungkin luka yang di lengan kiri korban disebabkan oleh luka tembak," kata Rio.

(jbr/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads