Ketua Forum Komunikasi Pemuda Kaili (FKPK) Palu, Suhupi resah terhadap aktivitas judi ayam di wilayah Petobo. Dia mengatakan sampai saat ini belum ada tindakan mengenai judi ayam di daerah tersebut.
"Sebagai tokoh pemuda tentunya tidak ada yang sepakat adanya aktivitas perjudian di daerah Kota Palu. Kemarin saya mendapatkan kabar bahwa arena judi ayam Tondo digerebek polisi, yang mana sebelumnya juga sudah dilakukan di daerah Pengawu. Nah sementara itu, area judi ayam Petobo sudah beroperasi kurang lebih dari 7-8 tahun. Kemana saja aparat kepolisian sampai hari ini," ucap Ketua FKPK Palu, Suhupi kepada detikcom, Jumat (16/10/2020).
Suhupi mengatakan area Petobo juga sering kali terjadi penganiayaan hingga adanya korban jiwa. Untuk itu dia meminta polisi turun tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama ini, baru satu kali aktivitas judi ayam Petobo digerebek. Itupun bukan dari aparat kepolisian, melainkan dari ormas. Sehingga kami meminta aparat kepolisian untuk tidak memihak melakukan penindakan terhadap pelaku bandar judi ayam," ucapnya.
Untuk diketahui, area judi ayam di Kota Palu terdapat di dua wilayah yaitu dua arena di Kecamatan Palu Selatan yakni Petobo dan Pengawu. Serta satu arena di Kelurahan Tondo, Kecamatan Palu Timur.
Sepanjang tahun 2020 tercatat akhir Maret penindakan dilakukan di arena Pengawu. Lalu pada September-Oktober 2020 penindakan dilakukan di arena judi sabung ayam Tondo.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Palu, AKBP Riza Faisal mengatakan penindakan aktivitas judi ayam di daerah Petobo sudah direncanakan. Polisi siap bertindak.
"Benar bahwa kemarin dilakukan penindakan di lokasi judi ayam Tondo, untuk di daerah Petobo sudah direncanakan. Waktu dan penindakannya akan seperti apa, kami belum sampaikan karena untuk menghindari adanya informasi yang bocor," tutur Riza Faisal.
Pengelola arena judi ayam Petobo yaitu Moh Rino alias Kato menyebutkan bahwa aktivitas di sana dilakukan hanya untuk meningkatkan SDM masyarakat Petobo. Sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi warga yang terdampak bencana.
"Sekitar 6 bulan setelah bencana, aktivitas itu kita buka kembali karena bantuan pemerintah mulai kandas atau sudah tidak lancar. Jadi kita mempekerjakan pemuda di Petobo karena tingginya kasus pencurian," ucap Kato.
(idn/idn)