Polisi: Hasil Rapid Test Korban Pelecehan di Soetta Reaktif

Polisi: Hasil Rapid Test Korban Pelecehan di Soetta Reaktif

Farih Maulana Sidik - detikNews
Selasa, 22 Sep 2020 17:12 WIB
Colour backlit image of the silhouette of a woman with her hands on her head in a gesture of despair. The silhouette is distorted, and the arms elongated, giving an alien-like quality. The image is sinister and foreboding, with an element of horror. It is as if the woman is trying to escape from behind the glass. Horizontal image with copy space.
Foto: Ilustrasi (iStock)
Jakarta -

Polisi mengatakan pelaku pelecehan terhadap perempuan LNI saat rapid test di Bandara Soekarno-Hatta terindikasi melakukan penipuan. Polisi menyebut, hasil rapid test korban dinyatakan reaktif, namun diubah oleh pelaku.

"Ini penipuan bahwa memang hasilnya adalah reaktif, tapi karena dia menipu korban, mengatakan bahwa itu non-reaktif, kalau mengubah itu harus membayar Rp 1,4 juta dan sudah dilakukan oleh korban dengan mengirimkan transfer melalui e-banking," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/9/2020).

Yusri mengatakan, korban telah mentransfer uang yang diminta pelaku untuk mengubah hasil rapid test tersebut. Polisi menyebut, korban punya bukti transfer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya dari cerita si korban ya dia mengaku dengan memperlihatkan bukti-bukti," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Polisi masih menyelidiki kasus ini. Sejumlah saksi, termasuk dari petugas Bandara Soekarno-Hatta dan PT Kimia Farma Diagnostica selaku penyelenggara rapid test telah dimintai keterangan.

Seperti diketahui, kasus ini viral di media sosial setelah korban LHI menceritakan kejadiannya itu di akun Twitter. Singkat cerita, korban saat itu hendak melakukan perjalanan ke Nias pada Minggu (13/9).

Korban diminta untuk menjalani rapid test. Korban pun awalnya yakin hasil rapid test akan nonreaktif lantaran dia yakin tidak pernah berada pada komunitas yang terpapar Corona.

Namun, saat hasil rapid test keluar, dia dinyatakan reaktif Corona. Di sinilah korban mengaku mengalami pemerasan dengan dalih data rapid test bisa diganti untuk kepentingan penerbangan.

Polisi Ralat Pernyataan

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus meralat pernyataan soal hasil rapid test korban.

"Kemarin kita melihat awalnya adalah pemalsuan dokumen atau surat yang hasil reaktif ke non-reaktif pada saat pemeriksaan rapid test, tapi ternyata pemeriksaan yang bersangkutan negatif," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/9/2020).

Simak juga video 'Polisi akan Datangi Wanita di Bali yang Ngaku Dilecehkan di Soetta':

[Gambas:Video 20detik]



Singkat cerita, LHI mengaku tetap dipaksa lakukan rapid test ulang dengan membayar Rp 150 ribu. Dia pun akhirnya dibawa ke tempat sepi dan diminta memberikan uang tambahan senilai Rp 1,4 juta.

"Di situ dokternya bilang 'mba, saya kan sudah bantu mba nih, bisa lah mba kasih berapa, saya juga sudah telpon atas sana sini, bisa lah mba kasih', di situ aku kaget dong, yaudahlah karna gamau ribet juga aku tanyain langsung 'berapa?', si dokter jawab 'mba mampunya berapa? Misal saya sebut nominalnya takut nggak cocok' hhh si anj*ng, yaudahlah aku asal jawab 'sejuta?', eh si dokter miskin ini jawab 'tambahhin dikit lah mba' si t*i yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4 juta," tulisnya.

Menyusul hal tersebut, PT Kimia Farma Diagnostika dan PT Angkasa Pura II melakukan investigasi internal. Di sisi lain, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini mengatakan penumpang bersangkutan telah dihubungi oleh perseroan.

"PT Kimia Farma Diagnostika telah menghubungi korban atas kejadian yang dilakukan oleh oknum tersebut. PT Kimia Farma Diagnostika akan membawa peristiwa ini ke ranah hukum atas tindakan oknum tersebut yang diduga melakukan pemalsuan dokumen hasil uji rapid test, pemerasan, tindakan asusila dan intimidasi," ujar Adil Fadilah Bulqini dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (19/9).

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan PT Angkasa Pura II sangat menyesalkan adanya informasi ini. Agus Haryadi menuturkan dukungan diberikan kepada seluruh pihak termasuk keperluan untuk pengecekan CCTV dan lainnya.

"Kami sangat memberikan perhatian penuh terhadap adanya informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk sudah berkoordinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini tengah melakukan penyelidikan mengenai hal ini.""PT Angkasa Pura II sangat berharap hal ini tidak berulang kembali. Bersama-sama, PT Angkasa Pura II dan stakeholder harus menjaga reputasi Bandara Soekarno-Hatta," jelas Agus Haryadi.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads