Menanti Hasil Kerja Polisi Usut Dugaan Wanita Dilecehkan di Soetta

Round-Up

Menanti Hasil Kerja Polisi Usut Dugaan Wanita Dilecehkan di Soetta

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 22 Sep 2020 05:30 WIB
A young woman protects herself by hand
Foto: Ilustrasi (iStock)
Kota Tangerang -

Pihak kepolisian menyelidiki kasus pelecehan terhadap wanita inisial LHI saat rapid test di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang. Polisi telah terbang ke Bali untuk meminta keterangan korban guna menindaklanjuti kejadian tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menjelaskan, penyidik terbang ke Bali pada Senin (21/9) kemarin, lantaran korban sudah kembali ke Bali setelah sempat melakukan perjalanan ke Nias, Sumatera Utara.

"Hari (kemarin, red) penyidik sudah janjian dengan pengadu untuk bisa ketemu di Bali. Jadi tim Polres Metro Bandara Soetta sudah ada di Bali untuk janjian dengan pengadu untuk dilakukan klarifikasi dan membuat laporan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yusri mengatakan, keterangan korban diperlukan agar polisi memiliki dasar hukum untuk menindak lanjuti cuitan viral tersebut.

"Mudah-mudahan hasil pagi ini kita bisa membuat laporan pengadunya untuk kita bisa mengambil tindak lanjutnya," kata Yusri.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, polisi juga akan meminta keterangan dari pelaku. Polisi telah mengetahui identitas pelaku tersebut.

"Termasuk pelakunya ini yang inisialnya EFY. Secepatnya kita lakukan pemeriksaan untuk bisa menentukan tindak lanjut ke depannya seperti apa dari kasus pelecehan kepada si pengadu ini," imbuh Yusri.

Di sisi lain, pihak kepolisian juga telah meminta klarifikasi pihak penyelenggara rapid test di Bandara Soekarno-Hatta.

Tonton video 'Polisi akan Datangi Wanita di Bali yang Ngaku Dilecehkan di Soetta':

[Gambas:Video 20detik]



"Hasil cuitan itu sudah kami dalami dan kita sudah lakukan klarifikasi petugas kesehatan pada saat itu yang merupakan petugas kesehatan dari PT Kimia Farma," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/9/2020).

Yusri menambahkan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan PT Kimia Farma selaku penanggung jawab petugas yang melaksanakan rapid test di Bandara Soekarno-Hatta tersebut.

"Juga sudah berkoordinasi dengan pelaksana rapid test dalam hal ini PT Kimia Farma, yang kemarin PT Kimia Farma penanggung jawabnya telah melakukan klarifikasi, karena kita pengen tahu dia pelaku bekerja sebagai dokter atau petugas kesehatan," imbuhnya.

Saat ini Polres Metro Bandara Soekarno-Hatta masih melakukan investigasi terkait kasus tersebut.

Seperti diketahui, kasus ini viral di media sosial setelah korban LHI menceritakan kejadiannya itu di akun Twitter. Singkat cerita, korban saat itu hendak melakukan perjalanan ke Nias pada Minggu (13/9).

Korban diminta untuk menjalani rapid test. Korban pun awalnya yakin hasil rapid test akan nonreaktif lantaran dia yakin tidak pernah berada pada komunitas yang terpapar Corona.

Namun, saat hasil rapid test keluar, dia dinyatakan reaktif Corona. Di sinilah korban mengaku mengalami pemerasan dengan dalih data rapid test bisa diganti untuk kepentingan penerbangan.

Singkat cerita, LHI mengaku tetap dipaksa lakukan rapid test ulang dengan membayar Rp 150 ribu. Dia pun akhirnya dibawa ke tempat sepi dan diminta memberikan uang tambahan senilai Rp 1,4 juta.

"Di situ dokternya bilang 'mba, saya kan sudah bantu mba nih, bisa lah mba kasih berapa, saya juga sudah telpon atas sana sini, bisa lah mba kasih', di situ aku kaget dong, yaudahlah karna gamau ribet juga aku tanyain langsung 'berapa?', si dokter jawab 'mba mampunya berapa? Misal saya sebut nominalnya takut nggak cocok' hhh si anj*ng, yaudahlah aku asal jawab 'sejuta?', eh si dokter miskin ini jawab 'tambahhin dikit lah mba' si t*i yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4 juta," tulisnya.

Menyusul hal tersebut, PT Kimia Farma Diagnostika dan PT Angkasa Pura II melakukan investigasi internal. Di sisi lain, Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini mengatakan penumpang bersangkutan telah dihubungi oleh perseroan.

"PT Kimia Farma Diagnostika telah menghubungi korban atas kejadian yang dilakukan oleh oknum tersebut. PT Kimia Farma Diagnostika akan membawa peristiwa ini ke ranah hukum atas tindakan oknum tersebut yang diduga melakukan pemalsuan dokumen hasil uji rapid test, pemerasan, tindakan asusila dan intimidasi," ujar Adil Fadilah Bulqini dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (19/9).

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan PT Angkasa Pura II sangat menyesalkan adanya informasi ini. Agus Haryadi menuturkan dukungan diberikan kepada seluruh pihak termasuk keperluan untuk pengecekan CCTV dan lainnya.

"Kami sangat memberikan perhatian penuh terhadap adanya informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk sudah berkoordinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini tengah melakukan penyelidikan mengenai hal ini.""PT Angkasa Pura II sangat berharap hal ini tidak berulang kembali. Bersama-sama, PT Angkasa Pura II dan stakeholder harus menjaga reputasi Bandara Soekarno-Hatta," jelas Agus Haryadi.

Halaman 2 dari 3
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads