Polisi: Wanita yang Ngaku Dilecehkan Saat Rapid Test di Soetta Ada di Bali

Polisi: Wanita yang Ngaku Dilecehkan Saat Rapid Test di Soetta Ada di Bali

Muhammad Ilman Nafian - detikNews
Minggu, 20 Sep 2020 12:14 WIB
Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers di Mapolda Jaya, Jakarta, Sabtu (25/7/2020) terkait kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo. Polda Metro Jaya menyatakan kematian Yodi Prabowo karena bunuh diri dengan cara menusukkan pisau ke perut dan leher. Hadir dalam keterangan pers tersebut antara lain Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus dan Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat.
Kombes Yusri Yunus (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Aparat kepolisian telah melakukan penyelidikan terkait pengakuan seorang wanita berinisial LHI di media sosial yang diduga diperas dan dilecehkan saat rapid test di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, LHI kini berada di Bali.

"Memang beredar di media sosial. Kemarin kami sudah cek yang mengedarkan, bahkan menjadi korban pelecehan oleh oknum dokter katanya. Sampai sekarang belum ada laporan polisinya. Kami sudah berkoordinasi kemarin, dia (LHI) dari Medan sudah ke Bali," ujar Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (20/9/2020).

Yusri mengatakan pihaknya juga akan telah meminta LHI tersebut untuk membuat laporan polisi. Namun LHI beralasan tengah sibuk dengan pekerjaannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya di Bali. Kita sudah hubungi minta suruh datang ke sini, tidak bisa alasannya masih kerja. Petugas polres bandara akan berangkat ke Bali untuk langsung menjemput," katanya.

Polisi mengaku akan berinisiatif untuk menjemput bola. Tujuannya agar dugaan pemerasan dan pelecehan yang dialami LHI dapat diusut, sehingga tidak menimbulkan kesimpangsiuran.

ADVERTISEMENT

"Dari Bali kami mengundang lagi ke kantor polisi, juga tidak datang, rencana penyidik mau berangkat ke sana jemput bola (ke Bali). Jangan menyebarkan tetapi habis itu sembunyi, kita jemput bola karena dia sudah menyebarkan," sebut Yusri.

"Kita jemput bola ke sana supaya terang benderang perkara ini, masyarakat tidak beralibi lain, dia tidak ngoceh sembarangan, kita terangkan perkara ini," sambung Yusri.

Diberitakan sebelumnya, dugaan pemerasan dan pelecehan disampaikan LHI melalui akun Twitter @listongs. Melalui sebuah thread, dia membagikan cerita terkait dugaan pemerasan dan pelecehan seksual saat menjalani pemeriksaan rapid test di Bandara Soetta pada Minggu, 13 September 2020.

"Pada hari Minggu, 13 September 2020, aku mau pergi ke Nias Sumut dari Jakarta. Karena belum sempat melakukan rapid test di hari sebelumnya, jadi aku berencana untuk melakukan rapid test di bandara," tulis akun @listongs seperti dilihat detikcom.

Kemudian LHI menceritakan bahwa dia tiba di Bandara Soetta sekitar pukul 4 pagi untuk melakukan rapid test di tempat resmi di Terminal 3. Korban pun awalnya yakin hasil rapid akan non-reaktif lantaran dia yakin tidak pernah berada pada komunitas yang terpapar Corona.

Namun, saat hasil rapid test keluar, dia dinyatakan reaktif Corona. Di sinilah korban mengaku mengalami pemerasan dengan dalih data rapid test bisa diganti untuk kepentingan penerbangan.

Singkat cerita, LHI mengaku tetap dipaksa lakukan rapid test ulang dengan membayar Rp 150 ribu. Dia pun akhirnya dibawa ke tempat sepi dan diminta memberikan uang tambahan senilai Rp 1,4 juta.

"Di situ dokternya bilang 'mba, saya kan sudah bantu mba nih, bisa lah mba kasih berapa, saya juga sudah telpon atas sana sini, bisa lah mba kasih', di situ aku kaget dong, yaudahlah karna gamau ribet juga aku tanyain langsung 'berapa?', si dokter jawab 'mba mampunya berapa? Misal saya sebut nominalnya takut nggak cocok' hhh si anj*ng, yaudahlah aku asal jawab 'sejuta?', eh si dokter miskin ini jawab 'tambahhin dikit lah mba' si t*i yaudah karna aku males ribet orangnya, aku tambahin jadi 1,4 juta," tulisnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads