PT KCI mengimbau pengguna KRL tidak memakai masker buff dan masker scuba. Pedagang masker mengatakan akan mengikuti perkembangan penjualan di lapangan.
"Aneh saja, menurut saya aneh saja kalau dipersoalkan dengan masalah masker. Pertama juga kan sudah ada persoalan pakai masker Sensi. Sensi kurang tebal, ini. Sekarang tidak ada di pasaran, untuk rumah sakit. Sekarang kalau kita ikuti yang dijual di pasaran saja," kata pedagang masker, Heri, yang berjualan di dekat Stasiun Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, Rabu (16/9/2020).
Heri menjelaskan masker scuba dipilih pembeli karena mudah digunakan dan bisa dipakai beberapa kali. Meski ada imbauan itu, Heri mengatakan akan menjual dagangan yang laku di pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak boleh seperti itu ya tidak kita jual. Lihat saya jual macam-macam, ada kain, scuba. Makanya kalau scuba kan berapa kali pakai bisa. Kalau kain kan, kena air basah," jelasnya.
Pedagang masker lainnya, John, tidak mempermasalahkan bila PT KCI mengimbau masyarakat tidak memakai masker scuba. John mengatakan pedagang akan mengikuti keinginan pembeli.
"Kalau pedagang sih jujur aja, kalau barangnya mudah, gampang, enak didapat, setiap hari perputaran enak kalau orang jualan. Barang susah, orang (konsumen) larinya ke yang mudah (didapat), biar bisa menutup, itu aja," jelasnya.
Sementara itu, Maladi, pedagang masker lainnya, menyebut masker scuba lebih banyak dipilih karena masker kain harus diikat ketika dipakai. Dia tidak mempermasalahkan bila masker scuba diimbau untuk tidak digunakan di KRL.
"Ya ikuti aja perkembangannya gimana. Kalau nggak jalan (masker scuba), kita lari ke bahan yang lain. Kalau ini (masker scuba) nggak laku lagi, tapi untuk perumahan, anak-anak di kompleks, nggak mungkin pakai yang (masker) bahan. Cuma kalau nggak bisa lagi, pabriknya tinggal ubah (produksi) lagi," ujar Maladi.