PT KCI sedang melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba karena penyebaran droplet masih mungkin terjadi. Begini pantauan penggunaan masker scuba-buff oleh penumpang KRL di Stasiun Juanda, Jakara Pusat.
Pantauan detikcom di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020) pukul 11.30 WIB, kondisi Stasiun Juanda terpantau sepi. Pengguna KRL didominasi warga yang hendak menuju Manggarai-Bogor.
Terpantau masih ada pengguna KRL yang menggunakan masker scuba dan masker buff. Rata-rata pengguna masker buff adalah pria. Sedangkan masker scuba masih dipakai, baik pria maupun wanita berbagai usia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Terlihat belum ada sosialisasi melalui pesan suara atau spanduk lainnya terkait imbauan KCI agar menghindari pemakaian masker scuba-buff. Petugas keamanan di sana juga belum memberikan terkait imbauan ini.
Salah seorang warga bernama Sidiq (52) masih memakai masker scuba. Dia mengaku belum mengetahui adanya informasi KCI mengenai imbauan agar tidak memakai masker scuba-buff.
"Belum tahu ada sosialisasi," kata Sidiq saat ditemui di Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, Rabu (16/9).
Warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, itu menilai jenis masker apa pun yang dipakai di KRL itu tidak masalah.
"Saya nggak begitu paham masalah itu. Saya yang penting pakai masker, sudah," jelas Sidiq.
"Saya masker apa adanya sih, karena kerja saya kan di lapangan. Nggak neko-neko deh, yang penting saya pakai masker," tambahnya.
Sebelumnya, PT KCI sedang melakukan sosialisasi kepada pengguna KRL untuk menghindari pemakaian masker buff dan masker scuba. Apa alasannya?
"Kita di medsos baru sosialisasi efektivitas masker saja dan di stasiun kita lakukan sosialisasi itu saja," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, saat dikonfirmasi, Selasa (15/9).
Sosialisasi agar menghindari penggunaan masker scuba dan buff di KRL ini dilakukan karena penyebaran droplet masih mungkin terjadi. Anne menyarankan pengguna KRL memakai masker kain berlapis dan masker kesehatan.
"Masker kain 2-3 lapis dan masker kesehatan mengurangi penyebaran droplet yang masih mungkin terjadi," ucap Anne.
Sementara itu, masker jenis ini juga tidak disarankan oleh Satgas Penanganan COVID-19. Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, mengatakan masyarakat yang sehat memang tetap dibolehkan memakai masker kain. Masker bedah lebih diperuntukkan bagi masyarakat yang sakit atau bergejala.
"Masker kain yang bagus adalah yang berbahan cotton dan berlapis 3 karena kemampuan memfiltrasi partikel virus akan lebih baik dengan jumlah lapisan lebih banyak," kata Wiku dalam jumpa pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (15/9).