Dewi juga memaparkan asal usul data COVID-19 yang selama ini dipaparkan. Sumber data yang pertama adalah data dari laboratorium yang memberikan konfirmasi apakah seseorang positif, negatif, atau inkonklusif terkait COVID-19. Data ini kemudian masuk ke surveilans Kemenkes dan kemudian diverifikasi.
"Maka orang orang dalam konteks sumber data ini, sumber data dari laboratorium, sumber data yang sudah diverifikasi surveilans, kita dapat dengan pede, dengan akurasi sangat tinggi, mereka yang meninggal dalam kondisi COVID adalah meninggal karena COVID. Karena dengan diagnosis kematiannya adalah karena COVID," ungkap Dewi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber data yang kedua adalah data RS rujukan seluruh Indonesia. Rumah sakit tersebut menerima pasien dengan berbagai gejala terkait COVID-19 dan mendapat status positif Corona, PDP, ODP, maupun OTG. Para pasien tersebut ada yang kemudian dirawat di RS, isolasi mandiri, dan ada yang meninggal.
"Apakah bisa disamakan meninggal yang positif dari surveilans yang sudah terkonfirmasi dengan meninggal yang ada di RS yang kondisinya adalah data masuknya adalah OTG, ODP, PDP, dan positif?" kata Dewi.
"Misalnya di sini kalau kita lihat dijumlahkan gitu ya ternyata kita dapatkan jumlah kematian lebih tinggi daripada positif yang di atas. Ya tentu saja karena ada kematian karena berstatus ODP, kematian berstatus PDP misalnya," sambungnya.
Data 11.477 Kematian pada 24 Juni 2020 di Slide Presentasi ke Jokowi
Pada 24 Juni 2020, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 presentasi di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat itu hadir Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19, Wiku Adisasmito, dan Dewi Nur Aisyah selaku anggota tim pakar.
Dalam presentasinya, Dewi sempat menampilkan slide 'Data Rumah Sakit Pasien COVID-19 di Indonesia'. Dalam slide itu tertulis ODP sebanyak 110.847, PDP sebanyak 82.574, pasien positif sebanyak 26.851.
![]() |
Ada pula tulisan jumlah pasien meninggal sebanyak 11.477. Jumlah ini jauh lebih besar daripada angka pasien meninggal yang diumumkan oleh juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, di hari yang sama, yaitu sebesar 2.573.
Saat diintai konfirmasi pada Rabu (8/7), Dewi memberikan penjelasan. Dia menyebut angka 11.477 itu tak hanya mencakup kematian pasien positif Corona melainkan juga PDP dan ODP.
"Kematian yang tertera pada slide ini adalah kematian yang berasal dari seluruh OTG, ODP, PDP, dan positif yang ada di RS. Sehingga bukan hanya pasien positif," kata Dewi lewat pesan singkat.
(imk/dnu)