Sejumlah Negara Merevisi Data Kematian Corona hingga Jadi Lebih Banyak

Sejumlah Negara Merevisi Data Kematian Corona hingga Jadi Lebih Banyak

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 13:44 WIB
Virus corona: Kematian akibat Covid-19 di Inggris paling tinggi di Eropa, melebihi kematian di Italia
Foto: Inggris merevisi data kematian 'terkait Corona', sehingga total kematian melonjak (BBC World)
Jakarta -

Sejumlah negara mulai melakukan revisi data kematian 'terkait Corona'. Akibatnya, jumlah angka kematian Corona melonjak.

Seperti dilansir BBC, Kamis (30/4/2020), hampir semua negara hanya menghitung kematian dari mereka yang positif COVID-19, hal ini berpeluang menyembunyikan angka kematian sesungguhnya, yang bisa jauh lebih besar.

Menurut analisis koran Financial Times, jumlah keseluruhan kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia bisa mencapai 60% lebih tinggi daripada yang diumumkan secara resmi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Koran yang berkantor di London ini mencapai kesimpulan itu sesudah menghitung jumlah kematian yang terjadi bulan Maret dan April tahun ini, dibandingkan dengan catatan di periode yang sama antara tahun 2015 hingga 2019 di beberapa negara.

Sekalipun banyak negara menghitung dengan cara berbeda, umumnya beberapa negara serupa dalam menghitung kematian COVID-19, yaitu berdasarkan pasien yang sudah dites, dan dikonfirmasi positif virus Corona.

Italia, menghitung pasien yang sudah dites dan hasilnya positif, dan tak memperhitungkan apakah penyebab kematian adalah virus Corona atau penyakit lainnya.

Prancis melakukan dengan cara serupa, yaitu menghitung kematian di rumah sakit. Pada tanggal 2 April, mereka baru mulai memasukkan dalam laporan mereka, kematian pasien yang dirawat di rumah.

Inilah yang juga dilakukan di Belgia. Mereka menghitung pasien yang terkonfirmasi positif dan pasien yang dicurigai terinfeksi, dan menurut pemerintah Belgia, ini akan membuat mereka bisa melawan penyakit ini dengan lebih baik.

Sementara itu, Spanyol mengambil langkah tidak biasa dengan merevisi korban kematian akibat Corona hampir 2.000, sehingga total kematian menjadi 26.834 pada Senin (25/5). Hal ini terjadi karena pejabat Spanyol beralih ke sistem pengumpulan data baru.

Terbaru, jumlah kematian 'yang terkait' virus Corona di Inggris kini telah meningkat menjadi 46.000, jauh lebih tinggi dari 36.914 kematian yang secara resmi dilaporkan.

Seperti dilansir AFP, Selasa (26/5) jumlah korban meninggal dunia harian yang dirilis di Inggris hanya mencakup kematian yang telah dinyatakan positif Corona.

Tetapi Kantor Statistik Nasional (ONS) melakukan studi terpisah guna menghitung semua kematian di mana COVID-19 diduga atau disebutkan pada sertifikat kematian.

Angka itu naik menjadi sekitar 46.000. Semua tersebar di Inggris, Wales, Irlandia Utara dan Skotlandia, meskipun masing-masing melaporkan jumlah kematian yang dihitung dengan tanggal yang sedikit berbeda - baik 15 Mei atau 20 Mei.

Untuk diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kini memperluas definisi 'kematian COVID-19'. Pasien yang meninggal dunia dengan gejala klinis penyakit akibat virus Corona juga mesti dilaporkan sebagai korban pandemi.

"WHO telah mengembangkan definisi berikut untuk melaporkan kematian COVID: kematian COVID-19 yang didefinisikan untuk kepentingan pengawasan adalah kematian akibat penyakit yang kompatibel (cocok) secara klinis dalam suatu kasus yang mungkin COVID-19 atau kasus yang terkonfirmasi sebagai COVID-19," demikian tulis WHO, dikutip detikcom dari situs resminya, Jumat (1/5/2020).

Definisi terbaru mengenai 'kematian COVID-19' itu tertulis dalam laporan perkembangan COVID-19 Nomor 82 (Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) situation report-82), tertanggal 11 April 2020. Suatu kasus digolongkan sebagai 'kematian COVID-19' apabila tak ada periode sembuh total antara waktu sakit dan waktu kematian.

Dalam definisi baru mengenai 'kematian COVID-19' ini, ada istilah kematian dari 'probable case (kasus yang mungkin COVID-19)'. Bila ada seseorang yang menyandang 'probable case' itu meninggal, maka kini kematian orang itu dihitung sebagai 'kematian COVID-19'.

Dalam keterangan yang sama, 'probable case' didefinisikan sebagai:

a. Kasus suspek (terduga) dengan hasil tes yang inkonklusif (tidak meyakinkan), hasil inkonklusif dari tes itu dilaporkan oleh laboratorium, atau
b. Kasus suspek dengan tes yang tidak dapat dilakukan dengan alasan apapun

Adapun istilah 'confirmed case (kasus terkonfirmasi)' dalam bahasa Indonesia setara dengan istilah 'kasus positif COVID-19'.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads