Menurut estimasi CDC, pada saat itu pandemi ini telah membunuh sekitar 195.000 orang Amerika selama bulan Oktober saja.
Diperkirakan 1/3 dari populasi dunia terinfeksi virus pandemi flu 1918 ini. Alhasil, ada sedikitnya 50 juta orang yang meninggal dunia di seluruh dunia akibat wabah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, saat ini sudah ada beberapa negara yang bersiap-siap untuk menghadapi gelombang kedua wabah Corona. Meskipun, ada yang mengklaim sudah melewati puncak wabah.
Misalnya di Jerman, pada Rabu (06/05), ketika Kanselir Jerman Angela Merkel dan perdana menteri negara mengumumkan pelonggaran pembatasan sosial, tingkat infeksi berada di angka 0,65. Namun pada Minggu (10/05), berdasarkan data dari Robert Koch Institute (RKI) untuk penyakit menular, angkanya meningkat secara signifikan menjadi 1,13.
Tingkat infeksi di atas angka satu ini menandakan lebih banyak orang dapat tertular patogen mematikan daripada mereka yang sudah memilikinya.
Sementara itu, China sebagai salah satu negara dengan kasus virus Corona COVID-19 terbanyak di dunia diprediksi akan mengalami potensi gelombang kedua. Otoritas kesehatan China mengatakan kurangnya kekebalan tubuh masyarakatnya yang bisa menjadi penyebab gelombang kedua ini.
Simak juga video Spanyol Akan Perpanjang Darurat Nasional hingga Juni: