Anies Evaluasi PSBB: Akui Bansos Salah Sasaran hingga Jakarta Belum Merdeka Corona

Round-Up

Anies Evaluasi PSBB: Akui Bansos Salah Sasaran hingga Jakarta Belum Merdeka Corona

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Sabtu, 02 Mei 2020 06:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (YouTube Pemprov DKI Jakarta)
Foto: Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (YouTube Pemprov DKI Jakarta)
Jakarta -

Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta dievaluasi. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan sejumlah penjelasan.

Evaluasi PSBB ini disampaikan Anies dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (1/5/2020).

Anies menyampaikan sedang menyusun regulasi untuk membatasi pemudik kembali ke Ibu Kota. Dia juga mengakui ada bantuan sosial (bansos) yang salah sasaran

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Anies menyampaikan rencana membagikan bansos tahap II jelang lebaran.

Anies menegaskan Jakarta belum merdeka dari wabah Corona meskipun ada penurunan jumlah kasus positif COVID-19. Untuk itu, Anies.meminta warga Jakarta displin melawan Corona.

ADVERTISEMENT

Berikut poin-poin Anies evaluasi PSBB Jakarta:


Jika Mudik, Belum Tentu Bisa Kembali ke Jakarta

Anies tengah menyusun regulasi untuk membatasi orang masuk ke wilayahnya seusai musim mudik lebaran ini. Untuk itu, Anies menyebut bagi mereka yang mudik belum tentu bisa kembali ke Jakarta dalam waktu yang singkat.

"Bila Anda pulang, belum tentu bisa kembali ke Jakarta dengan cepat. Jadi hati-hati. Kalau pulang tidak bisa masuk Jakarta lagi dalam waktu singkat," ujar Anies.
Anies meminta kepada warga yang berada di Jakarta untuk tidak kembali ke kampung halaman saat ini. Kebijakan untuk melarang mudik sebelumnya disampaikan Presiden Jokowi.

"Terkait pergerakan penduduk, kita sedang menyusun regulasi untuk membatasi orang masuk Jakarta sesudah musim Lebaran. Karena itu, bagi warga Jakarta, seperti juga arahan dari Bapak Presiden untuk tidak meninggalkan tempat kediaman saat ini dan kembali ke kampung halaman, tidak mudik, tidak pulang kampung, maka saya sampaikan kepada semua untuk mentaati anjuran itu," kata Anies.

Aturan untuk membatasi orang yang masuk Jakarta tengah disusun. Anies menyebut akan ada pembatasan yang amat ketat.

"Kita sedang menyusun regulasinya. Nanti kalau sudah selesai, akan dikeluarkan dan akan pembatasan amat ketat untuk masuk Jakarta," ujarnya.

Beri Bansos Tahap II Jelang Lebaran

Anies mengungkapkan Pemprov Pemprov DKI Jakarta akan memberikan bantuan sosial (bansos) jelang Idul Fitri tahun ini. Bansos akan diberikan sekitar seminggu sebelum Lebaran.

"Dari DKI sendiri nanti akan memberikan bingkisan bantuan sosial menjelang Idul Fitri, yang nanti proses eksekusinya akan dilakukan sekitar seminggu dan sepuluh hari sebelum Lebaran," kata Anies.

Bansos akan menyasar cakupan warga yang lebih besar. Anies menjanjikan jumlah warga yang akan mendapatkan bansos lebih banyak.

"Bansos ini ditujukan untuk menjangkau masyarakat lebih banyak dari pada yang pertama," ujar Anies.

Anies mengatakan pembagian bansos selanjutnya akan lebih baik dari periode pertama. Dia mengatakan pada periode pertama sudah ada 1,2 juta keluarga yang mendapatkan bansos.

"Yang pertama kemarin kita sudah menjangkau 1,2 juta keluarga dan alhamdulillah sudah terdistribusi dengan baik. Apakah sempurna? Tidak. Ada kekurangan sana-sini yang kemudian menjadi bahan bagi kita untuk memperbaiki," imbuhnya.

Bagikan 20 Juta Masker

Anies mewajibkan masyarakat Ibu Kota untuk memakai masker. Sebanyak 20 juta masker akan dibagikan kepada warga.

"Langkah ke depan, kita bahas pertama. Kewajiban memakai masker di Jakarta saat ini dalam proses distribusi masker. Nantinya akan mencapai 20 juta masker yang akan dibagikan ke seluruh penduduk di Jakarta," kata Anies.

Dia mengatakan nantinya tiap warga akan mendapatkan 2 buah masker. Dia menegaskan, masker wajib dipakai sebagai upaya mencegah penularan virus Corona (COVID-19).

"Ini alat paling efektif untuk mencegah penularan baik yang membawa virus COVID tanpa sadar karena orang tanpa gejala, harus menggunakan. Masyarakat yang tidak punya COVID juga harus pakai sehingga potensi penularan jadi lebih kecil," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Anies juga mengimbau masyarakat untuk memaksimalkan kegiatan, termasuk beribadah di dalam rumah. Dia meminta warga untuk tidak berkumpul untuk memutus penyebaran COVID-19.

Anies juga menyampaikan Pemprov DKI tengah menyiapkan regulasi untuk mengatur masyarakat masuk ke Jakarta setelah Idul Fitri nanti.

Jakarta Belum Merdeka dari Corona

Anies menegaskan penurunan kasus positif tidak boleh diartikan bahwasanya Ibu Kota telah merdeka dari virus Corona (COVID-19). Anies mengatakan masyarakat Jakarta masih harus bertempur melawan virus Corona.

Anies awalnya berbicara perihal penurunan kasus positif virus Corona di Jakarta.

"Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Penyebaran COVID DKI Jakarta pada malam hari ini, sejak sore tadi kita rapat me-review pelaksanaan PSBB di Jakarta dan juga dampak-dampaknya bagi pengendalian COVID," kata Anies.

"Kita mendengar tadi dari aspek kesehatan. Perlu kami garis bawahi, meskipun beberapa hari ini terlihat ada penurunan (kasus positif) tetapi ini tidak boleh diartikan sebagai PSBB-nya kendor, harus kita lebih disiplin, harus kita lebih ketat, karena masih ditemukan kasus-kasus positif di masyarakat," imbuhnya.

Anies menegaskan bahwa penyebaran virus Corona belum berakhir. Karena itu, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu meminta masyarakat Jakarta tidak mengendurkan semangat memutus mata rantai penyebaran virus Corona.

"Jadi, adanya peristiwa penurunan beberapa hari ini tidak boleh diartikan sebagai sudah selesai. Ini belum selesai. Jakarta belum merdeka dari COVID. Kita masih harus bertempur melawan COVID. Karena kita belum merdeka dari COVID, maka jangan kendur," tegasnya.

Anies mengimbau agar masyarakat Ibu Kota selalu mentaati aturan pencegahan penyebaran virus Corona. Dia meminta masyarakat untuk tetap berada di rumah.

"Tadi kita sama-sama saksikan juga dalam rapat soal itu. Dan ke depan kita mengimbau masyarakat untuk lebih mentaati, kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, kegiatan agama, sebisa mungkin dilakukan di rumah, bukan dilakukan secara bersama-sama, berkelompok di masyarakat," tutur Anies.


1,6 Persen Bansos Salah Sasaran

Anies mengakui adanya distribusi bantuan sosial (bansos) yang salah sasaran. Anies mengatakan bansos tersebut ternyata tidak tersalurkan ke warga yang berhak.
"Kemarin kita sudah lakukan menjangkau 1,2 juta keluarga dan alhamdulilah sudah terdistribusi dengan baik. Apakah sempurna? Tidak," kata Anies.

"Ada 1,6% dari distribusi yang sampai kepada orang yang tidak berhak, lalu dikembalikan," imbuhnya.

Anies mengatakan salah distribusi itu lantaran adanya kesalahan data penerima bantuan. "Ada yang salah alamat, ada yang orang yang mampu, ada yang meninggal. Itu semua menjadi bahan untuk koreksi," ujar Anies.

Anies mengatakan kesalahan data penerima bansos tersebut pun dijadikan bahan koreksi. Dia memastikan penyaluran bansos tahap berikutnya akan tepat sasaran.

"Dalam waktu yang cukup singkat bisa mendistribusikan 98,4% pada keluarga yang tepat menurut saya itu suatu langkah yang harus kita apresiasi, karena tidak mudah. Hanya 1,6% ini jadi bahan kita untuk mengkoreksi ke depan," pungkas Anies.

Disiplin Lawan Corona

Anies meminta masyarakat tetap disiplin mengikuti anjuran pencegahan virus Corona (COVID-19). Anies tidak ingin korban meninggal akibat virus Corona terus bertambah.

"Kalau mata pencaharian hilang kita bisa siapkan bantuan sosial. Tapi bila sakit sampai meninggal, tidak ada pengganti yang kita bisa lakukan. Karena itu mengapa kita semua harus sadar betapa pentingnya melewati masa-masa sulit ini tetap disiplin berada di rumah," kata Anies.

Anies mengatakan, virus Corona berdampak secara perekonomian, bahkan ada warga yang kehilangan pekerjaan. Anies berharap mereka segera mendapat pekerjaan baru nantinya.

Begitu banyak orang yang kesulitan secara ekonomi, pekerjaan yang hilang, mata pencaharian yang hilang. Insyaallah mata pencaharian yang hilang itu kita bisa cari gantinya, Insyaallah kita bisa mendapatkan gantinya. Tapi bila terjadi penularan, harus dirawat di rumah sakit, bahkan sebagian meninggal, belum ada subsidi yang bisa mengganti," ujar Anies.

Anies menegaskan tidak ingin virus Corona terus menyebar. Untuk itu, DKI Jakarta saat ini sudah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Jilid II.

"Minggu pertama mungkin mengasyikkan, minggu kedua mulai terasa beban, ketiga, keempat, kelima. Nah, kami berharap kepada semuanya bahwa ini dilakukan semata-mata melindungi dan kita semua tidak ingin melakukan pengendoran di saat virus itu masih ada di mana-mana," ucapnya.

98,4 Persen Bansos Terdistribusi dengan Baik

Anies heran mengapa keberhasilan dari pemprov terkait pemberian bantuan sosial menyusul pandemi virus Corona (COVID-19) tak jadi pembicaraan. Menurutnya justru sedikit kekurangan Pemprov DKI yang justru banyak disoroti.

Awalnya, Anies berbicara soal adanya bansos yang salah alamat. Ada 1,6% distribusi bansos di DKI yang tidak tersalurkan seperti seharusnya sebab diberikan kepada orang mampu, orang yang sudah meninggal, atau yang salah alamat.

"98,4% terdistribusi dengan baik dalam waktu yang singkat," ungkap Anies.

Anies pun berbicara soal banyaknya celaan kepada Pemprov DKI lantaran bansos yang tidak tepat sasaran. Padahal keberhasilan Pemprov menurutnya lebih besar.

"Tapi biasanya yang 98,4% tidak jadi berita, yang jadi berita biasanya yang 1,6%, yang bermasalah itu," tutur Anies.

"Bisa mendistribusikan 98,4% pada keluarga yang tepat, menurut saya itu suatu langkah yang perlu diapresiasi karena tidak mudah. Yang 1,6% ini akan menjadi bahan untuk kita koreksi," lanjutnya.

Anies memastikan bansos akan terus dibagikan bagi warga Jakarta yang terdampak pandemi Corona. Untuk tahap kedua, Pemprov DKI juga telah mendata warga Jakarta yang kondisi perekonomiannya menjadi terpuruk akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

"Ke depan jumlahnya akan lebih banyak lagi karena kita mengumpulkan segmen-segmen yang kemarin bukan termasuk masyarakat miskin tapi karena kondisi perekonomian, mereka masuk ke dalam masyarakat yang membutuhkan. Nanti sesudah ini lengkap akan kami umumkan secara detil, baik segmennya maupun jumlahnya," urai Anies.

"Kita berharap dengan begitu masyarakat bisa melewati masa-masa pembatasan sosial ini dengan baik," tambahnya.

Seperti diketahui, distribusi bansos DKI sempat dikritik lantaran banyak yang salah alamat. Mulai dari dibagikan kepada masyarakat elite hingga untuk anggota DPRD.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads