Polisi memetakan lokasi kampung narkoba itu yang memiliki tiga lapis gerbang masuk. Pada setiap pos terdapat penjagaan.
"Pos 2 yang merupakan penjagaan luas 2 x 2 meter terbuat dari kayu bentuas atau bengkirai di samping ada pintu gerbang tertutup yang selalu dijaga," kata Dwi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Mereka yang berjaga pun dilengkapi handy talkie untuk bisa berkomunikasi. Selain pos-pos jaga terdapat rumah-rumah kayu yang dijadikan tempat produksi narkoba. Di lokasi itu disebutkan dilarang menggunakan telepon seluler (ponsel).
Menurut Dwi, bandar di sini menjual sabu dengan rentang harga Rp 50 ribu sampai Rp 1 juta. Lokasi ini juga dijadikan tempat pemakaian sabu, terbukti dari ditemukannya alat isap sabu sekitar 20 buah.
Selain itu dari peta lokasi yang diberikan Dwi tampak keterangan lokasi untuk berjudi. Arena judi itu berada dekat dengan portal masuk ke area penjualan narkoba setelah melewati pos 2 penjagaan.
![]() |
Polisi pun kini membakar menara pemantau di lokasi itu. Polisi menyebut para bandar narkoba itu kerap kali berpindah tempat.
"(Dibakar) karena beberapa kali kita lakukan penggerebekan, mereka selalu berpindah dan mereka membuat tempat tersebut untuk melakukan transaksi dan untuk menyabu di tempat tersebut," ujarnya.
(dhn/azr)