Jakarta -
Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany menyiapkan 7 titik check point saat pemberlakuan PSBB. Namun, menurut Airin, check point yang paling efektif itu dilakukan di lingkungan RT/RW langsung yang menyasar masyarakat terdekat.
"PR-nya terlepas dari apapun dengan check point yang kami buat hanya 7 dibandingkan tempat lain karena bagi saya terpenting check point itu di tingkat RT dan RW bagaimana mendorong masyarakat saling mengingatkan, saling memahami, saling mendisiplinkan saling memahami kunci ini adalah saling kebersamaan," kata Airin dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube BNPB Indonesia, Kamis (24/4/2020).
Ia mengungkapkan jika ingin hidup kembali normal adalah disiplin dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dari hulu ke hilir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airin mengatakan teguran yang dilakukan RT/RW akan lebih efektif jika dibandingkan dengan teguran dari kepolisian atau TNI. Ia mencontohkan, penerapan check point yang dilakukan atas inisiatif warga di RW 015 Claster Calesta, Serpong dinilai efektif karena meminta warganya aktif melapor saat keluar rumah.
"Saya melihat bukan hanya di RW Calesta saja ada satu perumahan yang bikin vicon melakukan evaluasi dan menegur warganya yang tidak mau disiplin. Itu yang lebih kena dibandingkan kami TNI Polri yang memberikan hukuman jauh lebih mudah bagi kita adalah mendorong bersama saling disiplin. Alhamdulillah Satgas Gugus Tugas di tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan sudah mau melakukan," katanya.
PSBB Belum Efektif, Masih Banyak Kantor-Pabrik yang Bandel:
Selain itu, Airin mendorong adanya komunikasi via Whatsapp grup warga di lingkungan RT/RW. Adanya check point ini di lingkungan RT RW agar mengetahui mobilitas dan mengimbau warga tersebut tidak keluar rumah, karena masih ada yang tidak disiplin berada di luar rumah lantaran mengaku bosan.
"Yang penting komunikasikan misalnya di Whatsapp grup bapak RT/RW izin ya saya mau ke mana mana yang terpenting kan tercatat sehingga bisa monitoring mobilitasnya," kata Airin.
"Check point ini memastikan mobilitas dari warga menahan dan mengingatkan warga agar keluar rumah seperlunya saja. Jadi kalau nggak perlu-perlu amat buat apa karena kan terus terang sebelum PSBB ini mereka sudah hampir 1 bulan sekolah di rumah, ada yang kerja di rumah kalau ditanya kenapa keluar jawabannya simpel bosen tapi kalau diingatkan RT/RW ayo dong disiplin bareng-bareng itu jauh lebih mudah disampaikan karena mereka bertemu sebagai tetangga," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua RW 015 Cluster Calesta Buyung Azhari dan Ketua RT 01 Cluster Calesta Najmuddin Setyawan menceritakan soal check point di lingkungannya. Di tempat itu terdapat laptop untuk mencatat mobilitas warganya yang keluar masuk rumah. Selain itu, ada video dan spanduk-spanduk sosialisasi, serta imbauan yang disampaikan melalui toa kepada warga.
Najdmuddin mengatakan masyarakat menyambut baik kebijakan tersebut. Kendati demikian, masih ada beberapa warga yang masih keberatan harus melapor tujuan ke luar rumah setiap harinya.
"Ini tantangan buat kami di tingkat RT untuk sosialisasi kami menghindari hard copy atau kertas yang disebar ke warga tapi kita pakai media digital seperti menggunakan grup whatsapp. Kalau ada warga yang belum jelas kita undang mereka ke posko dan dijelaskan lebih detail. Kalau mereka masih belum nyaman kita coba datangi ke rumah mereka kira beri arahan supaya mereka sadar pentingnya PSBB ini untuk keselamatan bersama," kata Najmuddin.
"Kami berharap apa yang sudah kami lakukan bisa menjadi inspirasi buat seluruh lingkungan RT dan RW yang wilayahnya sedang melakukan PSBB," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini