Pemerintah Disarankan Pangkas Birokrasi demi Atasi Krisis Reagen Corona

Pemerintah Disarankan Pangkas Birokrasi demi Atasi Krisis Reagen Corona

Danu Damarjati - detikNews
Rabu, 22 Apr 2020 13:08 WIB
Petugas ber-APD melakukan uji PCR Corona di lab UGM
Ilustrasi: Petugas ber-APD melakukan uji PCR Corona di lab UGM. (Foto: dok. Humas UGM)
Jakarta -

Tanpa reagen, tes akurat untuk mengetahui penularan virus Corona tidak bisa dijalankan. Kini pakar menilai Indonesia sedang mengalami krisis reagen. Untuk mengatasinya, pemerintah perlu memangkas birokrasi.

"Birokrasi untuk menerima reagen ini harus dipangkas," kata epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono kepada detikcom, Rabu (22/4/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Pandu, birokrasi yang berbelit-belit bakal mempersulit kedatangan reagen ini ke laboratorium-laboratorium di seluruh Indonesia. Padahal saat ini wabah Corona tidak bisa menunggu lama karena harus segera diatasi.

"Ada lag waktu antara pengiriman dan penyediaan. Selisih waktu ini membuat antrean lebih panjang. Mungkin di Jakarta lebih cepat, tapi di daerah-daerah itu kasihan. Kalau di daerah, reagen perlu dikirim dari Jakarta lewat provinsi dan lewat birokrasi, prosesnya berbelit," tutur Pandu.

ADVERTISEMENT

Reagen bagaikan peluru yang harus dipunyai prajurit perang. Bila tak ada reagen, tes PCR untuk memetakan Corona tak akan jalan. Bila tes Corona tidak jalan, tak akan ada yang tahu apakah orang di sebelah Anda terjangkit Corona atau tidak, perlu diisolasi atau tidak, atau perlu ditangani secara medis atau tidak. Penularan bisa tidak habis-habis.

"Namanya juga komunikasi perang. Ini kan semua orang militer, seperti prajurit yang kehabisan peluru, ya diserang terus. Bagaimana mengatasi supaya tidak terjadi kekurangan," kata Pandu.

Epidemiolog UI Pandu Riono (Dok web situs FKM UI)Epidemiolog UI Pandu Riono (Dok web situs FKM UI)

Simak juga video Jokowi Minta Pengusaha Jangan PHK Karyawan di Tengah Pandemi Corona:

Spesimen dari orang-orang yang hendak dites Corona bisa bertahan dalam waktu lebih lama bila penyimpanannya baik dan benar. Namun, bila antrean terlalu panjang, spesimen bisa berisiko rusak sebelum dites. Maka pasokan reagen harus cepat datang sebelum spesimen yang mengantre itu rusak.

"Walaupun sehari atau dua hari, ini cukup menggelisahkan petugas. Bila antrean panjang, spesimen yang hendak masuk bisa rusak," kata Pandu.

Dia menyarankan, gudang logistik, termasuk menampung reagen, bisa dibikin di daerah-daerah. Stok logistik untuk 'perang melawan Corona' ini harus dilipatgandakan supaya laboratorium dan fasilitas rumah sakit tidak kekurangan cadangan.

"Harus dioverestimasikan (stok logistik reagen). Misalnya, kalau tiap hari kapasitas lab bisa 100 (reagen), untuk kondisi ini kita harus sediakan jauh lebih banyak," kata Pandu.

Pemerintah menyatakan bakal mendatangkan 150 ribu reagen PCR dan akan didistribusikan ke semua laboratorium. Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan reagen dari Korea Selatan sudah datang. Namun kemarin jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19 menyatakan aktivitas laboratorium sempat terhenti gara-gara reagen tidak ada. Ini segera diatasi sekarang.

Berikut adalah pernyataan lengkap Yurianto terkait hal ini, Selasa (21/2) kemarin:

Saudara-saudara, data yang kita himpun sampai dengan tanggal 21 April pukul 12.00 WIB sebagai berikut. Saat ini jumlah laboratorium yang beroperasi ada 37, beberapa laboratorium terpaksa menghentikan aktivitasnya karena reagen belum sampai, namun kita pastikan besok maka akan beroperasi keseluruhannya. Spesimen yang kita periksa sudah mencapai 503.710, kasus yang diperiksa sebanyak 46.173 orang. Hasil positif sebanyak 7.135, hasil negatif 39.038 orang. Dari pemeriksaan ini kalau kita hitung berdasarkan jumlah pasien maka akumulasi data pasien yang kami himpun dari seluruh dinas kesehatan provinsi kita dapatkan 186.330 orang dalam status orang dalam pemantauan. Data ini adalah akumulatif dan sebagian sudah selesai dipantau. Pasien dalam pengawasan sebanyak 16.763 ini adalah data akumulatif yang kami kumpulkan dari dinas kesehatan seluruh Indonesia. Angka inilah yang kemudian akan kita jadikan prioritas untuk pengecekan laboratorium.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads