"Apalagi kalau ada anak yang dalam memory pastnya selalu mendengar tusuk-tusuk, tendang-tendang, bunuh-bunuh gitu, ya yang dilakukan itu. Padahal ada alternatif untuk menyelesaikan masalah seperti ajak bicara dan lain-lain," ungkap Ketum Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (PPIPKI) ini.
"Makanya, pada anak-anak perlu kita munculkan hal-hal yang menyenangkan dan positif," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, polisi masih mendalami pemeriksaan ABG N (15), pelaku pembunuhan bocah A (5) di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Sejauh ini pelaku mengaku membunuh korban karena terinspirasi film-film horor.
"Dia sering menonton film horor 'Chucky'. Dia senang menonton film horor, itu memang hobinya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polres Jakpus, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020).
Film 'Chucky' adalah film bergenre horor. Film tersebut menggambarkan karakter boneka mainan anak Chucky yang hidup dan membunuh. Selain itu, ABG ini juga hobi menggambar dan bisa menggambar tokoh Slenderman.
Yusri mengatakan pelaku tidak memiliki motif membunuh korban. Namun pelaku mengaku memiliki dorongan kuat untuk membunuh korban saat itu. Pembunuhan itu dilakukan di rumah pelaku ketika korban sedang bermain dengan adik pelaku. Seketika itu pelaku punya keinginan membunuh korban.
"Tiba-tiba timbul perasaan ingin membunuh dan, pada saat lihat korban, dipanggil," kata Yusri.
(rdp/tor)