Pendapat kurang lebih senada juga dikemukakan Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari. Qodari mengatakan setelah menanggalkan jabatannya kelak, Anies akan kehilangan panggung politik. "Ini cukup lama hampir dua tahun sampai 2024," kata Qodari.
Jadi menurut Qodari, sisa waktu masa jabatan sampai Oktober 2022 menjadi penentu bagi Anies. Anies harus menunjukkan kinerja yang terbaik agar di mata publik dirinya layak untuk "naik kelas". "Masalah terbesar di Jakarta di mata publik itu ada dua. Banjir dan kemacetan," kata Qodari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Qodari, Anies bisa dianggap ancaman sekaligus bukan ancaman pada rencana Prabowo jadi presiden. Tidak menutup kemungkinan, Prabowo justru berpasangan dengan Anies. Melihat faktanya, dengan kursi di DPR hampir 13 persen, Gerindra tak bisa sendirian mengusung pasangan capres-cawapres
"Bisa saja ada partai lain yang dukung Anies sebagai cawapres lalu menyodorkannya ke Prabowo seperti mungkin PKS atau PAN yang belum punya figur kuat," kata Qodari.
Sementara terkait dukungan Partai Gerindra di Jakarta, Qodari menilai semua tergantung pada siapa yang terpilih sebagai wakil gubernur Anies. Ada tiga nama yang disodorkan mendampingi Anies. Gerindra menyetor nama Ahmad Riza Patria, sementara PKS menyodorkan Nurmansyah Lubis.