Selain itu, Kivlan mengatakan pemberian uang Rp 50 juta kepada Iwan untuk demo dukungan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), bukan untuk membeli senjata api. Pemberian uang dari Habil Marati juga untuk menambah dana demonstrasi Supersemar, bukan membeli senjata.
Namun demonstrasi itu tidak dilaksanakan oleh Iwan. Padahal Iwan sudah menerima total uang Rp 255 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas hal itu, Kivlan menyebut pemberian uang tidak ada hubungannya dengan pembelian senjata karena ditolaknya. Uang itu juga diperuntukkan buat mendanai demonstrasi Supersemar.
"Pemesanan senjata untuk berburu babi tidak terjadi, maka unsur untuk menyuruh membeli senjata atau bersama-sama membeli senjata tidak benar, karena disebabkan dakwaan yang tumpang tindih, kabur dan tidak jelas hubungan keterkaitannya antara pemberian uang dan pengadaan senjata," kata Kivlan.
Dalam perkara ini, Kivlan Zen didakwa atas kepemilikan senjata api (senpi) ilegal dan peluru tajam. Senpi dan peluru dibeli dari sejumlah orang tanpa dilengkapi surat.
Kivlan Zen didakwa dengan Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 12/drt/1951 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 12/drt/1951 jo Pasal 56 ayat (1) KUHP.
(fai/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini