Medsos Disorot Jadi Inkubator Terorisme yang Sasar Anak Muda

Medsos Disorot Jadi Inkubator Terorisme yang Sasar Anak Muda

Pasti Liberti Mappapa, Deden Gunawan - detikNews
Minggu, 17 Nov 2019 10:25 WIB
Ilustrasi teroris (Luthfy Syahban/detikcom)

Sangat cepatnya proses radikalisasi via media sosial hanya bisa dibendung salah satunya lewat peranan keluarga. Menurut Mirra, orang tua harus memberikan panduan yang jelas kepada anak, terutama yang mulai menginjak usia remaja.

"Mereka juga butuh figur panutan untuk mengarahkan serta memberi peluang dan kesempatan. Mereka juga punya kebutuhan afiliasi. Kalau di keluarga sendiri mereka tidak mendapatkan itu, mereka akan mencari keluarga baru, yakni kelompok-kelompok radikal," ujar Mirra.


Hasibullah menambahkan pola terorisme hampir tidak ada yang ajek. Perlu diwaspadai apakah pelibatan anak remaja itu merupakan bagian dari strategi. "Karena yang muncul anak muda jadi teroris yang tua dianggap sudah tidak aktif atau berbahaya. Tidak bisa dipahami begitu juga," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Strategi ini mirip dengan kaum perempuan yang kemudian banyak dilibatkan dalam aksi terorisme belakangan ini. "Karena ruang gerak laki-laki dipersempit. Perempuan yang dimunculkan. Ini ada justifikasi keagamaannya semacam fatwa kalau laki-laki sudah tidak bisa wajib bagi perempuan untuk berjihad," ujar Hasibullah.


Imbauan Ma'ruf Waspadai Ancaman Terorisme: Kecurigaan Itu Perlu

[Gambas:Video 20detik]

(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads