Tanggapan serupa disampaikan warga lainnya, Fajar Amriza, yang mengaku terganggu karena tidak adanya atap JPO. Selain karena bisa kehujanan, dia juga mengaku kepanasan.
"Dengan JPO ini kalau nggak ada atap keganggu sih kayak hempasan angin, kehujanan, kepanasan juga. Jadi JPO menurut saya harus ada atap untuk melindungi," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya lebih luas sih, lebih space-nya, pemandangan saya juga lebih dapet view-nya, mungkin kalau hujan sih agak repot ya, tapi pejalan kaki harusnya siap payung sih, kalau pagi juga nggak terlalu panas, tapi kalau siang sih panas pasti, tapi orang kantor kan pagi atau sore aja lewatnya jadi bagus juga lebih luas," ujarnya.
Meski demikian, Wisnu berpendapat lebih baik JPO tetap beratap. Namun, atapnya harus bersih dari billboard atau spanduk iklan.
"Yang ada atapnya tapi yang ergonomois, atap yang nggak ada billboard dan sebagainya," sebut Wisnu.
![]() |
Sebelumnya diberitakan, salah satu jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Sudirman, Jakarta, kini tak lagi beratap. Ternyata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sengaja melepas atap JPO agar pejalan kaki bisa menikmati pemandangan kota tanpa penghalang.
"Jadi tidak hanya sebagai fungsi menyeberang, tapi jadi wahana bisa memandang Jakarta secara luas terbuka. Kan (pemandangan) gedung semua," ucap Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, saat dihubungi, Selasa (5/11).
(maa/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini