Jakarta - Seorang WNI bernama Tamam bin Arsyad wafat saat mengurus nomor antrean paspor di
KBRI Kuala Lumpur. Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Christina Aryani mengkritik sistem yang dinilainya membuat WNI harus mengantre lama demi mengurus paspor.
"Ini harus menjadi momentum evaluasi bagi pihak KBRI Kuala Lumpur termasuk tentunya Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Mengapa proses pengantrean memakan waktu sangat lama?" kata Christina kepada wartawan, Jumat (1/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Christina pun mengaku prihatin dengan meninggalnya Tamam yang punya riwayat penyakit jantung saat antre pengurusan paspor. Dia mengatakan sebenarnya sistem pengambilan nomor urut sudah bisa dilakukan secara online, namun masih banyak pekerja migran yang hadir langsung ke KBRI.
"Jika ternyata layanan pengambilan nomor urut paspor bisa dilakukan secara online, nyatanya para pekerja migran tetap memilih mengantre, ini bisa saja karena ketidaktahuan dan itu artinya kurangnya sosialisasi dari KBRI terkait mekanisme pengurusan dokumen," tuturnya.
Anggota DPR dari Dapil DKI Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan luar negeri ini meminta KBRI dan stakeholder lainnya membuat sistem yang lebih mudah dan cepat. Dia menilai para pekerja migran butuh biaya dan berpotensi kehilangan upah karena izin tidak bekerja jika datang ke KBRI untuk mengurus paspor.
"KBRI dan stakeholders lainnya harus memastikan sistem ke depan dibuat lebih mudah dan lebih cepat mengingat kondisi para pekerja migran kita yang datang dari berbagai titik di Kuala Lumpur dan sekitarnya, yang tentunya membutuhkan biaya transportasi, termasuk potensi kehilangan upah karena ijin tidak bekerja. KBRI juga perlu mengantisipasi trend peningkatan antrean dan tidak sekedar reaktif sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," ujar Christina.
Sebelumnya, Tamam bin Arsyad wafat saat menunggu nomor antrean paspor di KBRI Kuala Lumpur, Malaysia. Pihak KBRI menjelaskan kronologi wafatnya Tamam. Peristiwa terjadi pada Kamis (31/10) kemarin.
"Waktu menunjukkan pukul 18.45. Beberapa WNI sudah bersiap untuk antre pengambilan nomor antrean paspor. Sdr. Tamam bin Arsyad, pemegang IC Merah yang berada di baris paling depan nampak duduk di lantai menunggu pintu dibuka," tulis KBRI dalam akun Facebook resminya seperti dilihat
detikcom, Jumat (1/11/2019).
Pihak KBRI mengatakan Tamam tiba-tiba tergeletak di lantai. Para WNI lain yang berada di lokasi langsung menolong yang bersangkutan.
Tokoh masyarakat Indonesia di Kuala Lumpur, Khairuddin Harahap mengharapkan agar pemerintah Indonesia bisa mencari jalan terbaik bagi WNI dalam pengurusan paspor. Dia mengkritik panjangnya antrean bagi WNI yang hendak mengurus paspor.
"Semoga ada solusi terbaik dalam urusan penggantian paspor di KBRI Kuala Lumpur dan tidak perlu antri sampai tengah malam untuk mendapatkan nomor giliran," ujar Khairuddin sebagaimana dilansir dari Antara.
Setiap hari kecuali Sabtu dan Minggu ratusan orang orang antre mengurus nomor antrean pengurusan paspor yang dibuka pada malam hari. Menurut data di Imigrasi KBRI Kuala Lumpur jumlah antrean pengurusan nomor antrean tiap malam sekitar 500 orang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini