PDIP Minta Anies Tak Menafikan Sistem Anggaran Warisan Ahok

PDIP Minta Anies Tak Menafikan Sistem Anggaran Warisan Ahok

Arief Ikhsanudin - detikNews
Kamis, 31 Okt 2019 12:38 WIB
Gembong Warsono (Fida/detikcom)
Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengomentari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang ingin membuat sistem anggaran baru. PDIP setuju ada sistem baru tapi tidak boleh menafikan sistem e-budgeting yang sudah ada.

"Kalau memang lebih baik, monggo. Tapi jangan menafikan sistem yang sudah ada. Kalau tujuan untuk perbaiki sistem yang ada, kami hormati. Karena zaman berubah, setiap saat ada perubahan teknologi lebih canggih, kita senang hati," ucap Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono saat dihubungi, Kamis (31/10/2019).


Gembong meminta Anies tidak mengalahkan sistem lama untuk membuat sistem yang baru.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan ada persiapan (sistem baru) seperti itu, kemudian seolah menyalahkan sistem yang sudah ada dia membuat sistem baru," ucap Gembong.

Sistem yang akan dibuat tidak boleh menghilangkan sikap transparansi. Transparansi masih dibutuhkan oleh masyarakat.

"Saya sampaikan, era berubah, era keterbukaan itu ditunggu-tunggu, didambakan publik," ucap Gembong.



Gembong menyebut sistem transparansi dibuat mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Gembong menyampaikan Ahok ingin ada kontrol dari masyarakat dalam penyusunan anggaran.

"Kenapa di-publish zaman itu, karena mendapat umpan balik dari masyarakat. Masyarakat tahu duluan, jadi ketika dibahas, ketika program itu tidak tepat sasaran maka dikomplain publik. Maka dalam pembahasan bisa dicoret. Itu yang dulu diharapkan Ahok kan begitu," kata Gembong.


Sebelumnya, rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2020 ramai dibahas, salah satunya anggaran lem Aibon senilai Rp 82 miliar yang menjadi pertanyaan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merasa sistem anggaran DKI Jakarta saat ini sudah digital, tapi tidak smart. Akibatnya, masih ada masalah penganggaran selama bertahun-tahun.

"Iya, jadi sistemnya sekarang ini sudah digital, but not a smart system. Itu hanya digital aja, mengandalkan orang untuk me-review. Itu sudah berjalan bertahun-tahun. Karena itu ini akan diubah, tidak akan dibiarkan begitu saja. Let's do it in a smart way," ucap Anies Baswedan kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (30/10)

Menurut Anies, sistem yang smart bisa mengoreksi kesalahan memasukkan data. Dengan demikian, kemungkinan munculnya anggaran yang aneh akan bisa dikurangi.

"Kalau smart system dia bisa melakukan pengecekan, verifikasi. Dia bisa menguji. Ini sistem digital tetapi masih mengandalkan manual," ucap Anies.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads