Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (
Ahok), menyebut ada keuntungan dari sistem
e-budgeting yang dikritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Sistem itu membuat publik bisa mengetahui kejanggalan anggaran.
"Aku sudah nggak mau komentar, sudah lupa. Yang pasti karena
e-budgeting, semua orang mau tahu pengeluaran uang APBD DKI, bisa dapatkan data dari pembelian pulpen sampai Aibon, sampai UPS (
uninterruptible power supply)," kata Ahok saat dihubungi
detikcom, Kamis (31/10/2019).
Bagi Ahok, sistem itu akan bermasalah jika ada niat korupsi sehingga mereka bisa menaikkan anggaran hingga menghasilkan anggaran yang aneh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sistem itu berjalan baik jika yang input datanya tidak ada niat
mark up, apalagi maling. Untuk mencegah korupsi, hanya ada satu kata, transparansi sistem yang ada," ujar Ahok.
Partai Solidaritas Indonesia menyoroti anggaran lem Aibon senilai Rp 82 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Barat. Lalu, anggaran
ballpoint Rp 124 miliar jadi pertanyaan PSI.
"Selain anggaran lem Aibon tersebut, Fraksi PSI Jakarta juga menemukan adanya usulan anggaran pengadaan
ballpoint sebesar Rp 124 miliar di Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Jakarta Timur, 7.313 unit komputer dengan harga Rp 121 miliar di Dinas Pendidikan, dan beberapa unit server dan
storage senilai Rp 66 miliar di Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik," kata anggota DPRD DKI Fraksi PSI, William Aditya Sarana, dalam keterangan pers tertulis, Rabu (30/10).
Sementara itu, Anies menilai masalah penganggaran sudah terjadi selama bertahun-tahun dan pangkalnya adalah di sistem. Dia merasa mendapat 'warisan'.
"Kan ditemukan juga di era-era sebelumnya. Selalu seperti ini. Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini. Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya," ucap Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (30/10).
Dia mengaku telah meneliti anggaran itu satu per satu dengan anak buahnya. Tapi dia memilih tak memarahi anak buahnya di depan publik gara-gara usulan anggaran aneh bisa muncul di KUA-PPAS.
"Sebenarnya kelihatan keren sih
marahin anak buahnya, tapi bukan itu yang saya cari, tapi yang saya cari adalah, ini ada masalahnya ini harus dikoreksi karena mengandalkan manual," kata Anies.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini