"NasDem mulai mendekati kekuatan politik penting dalam rangka mempersiapkan kepemimpinan politik di 2024," kata Peneliti departemen politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, kepada wartawan, Kamis (31/10/2019).
Baca juga: Manuver NasDem: Undang Anies, Merapat ke PKS |
Arya berpandangan, NasDem sadar tak bisa mencalonkan Pilpres bila tak ada teman koalisi yang memadai. PKS juga punya pangsa pasar politik yang jelas, terlebih lagi PKS hingga saat ini menjadi satu-satunya partai yang tegas sebagai oposisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal istilah 'nasionalis dan kelompok Islam' seperti yang disebut Arya, itu disebut dalam salah satu poin kesepahaman antara NasDem dan PKS lewat pertemuan kemarin. Kedua partai bakal saling kompak dan menghormati. Mereka menyadari bangsa Indonesia adalah warisan kerja sama antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai agama dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai kebangsaan.
Namun soal pembahasan politik Pilpres 2024, baik Sohibul Iman maupun Paloh membantah bahwa itu dilangsungkan dalam pembahasan di markas PKS, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, semalam. Namun, pembahasan itu bisa saja dilangsungkan di lain kesempatan.
"Insyaallah di dalam perjalanan mudah-mudahan menjadi agenda yang bisa kita bicarakan bersama," ucap Sohibul usai pertemuan, Rabu (30/10) kemarin. Dia menyatakan pertemuan ini merupakan pertemuan lanjutan usai yang pertama dilakukan di kediaman Paloh sebelum Pilpres 2019 lalu.
Paloh menyatakan 2024 masih lama. Dia berharap semua pihak tetap sehat sampai 2024. "Masalah 2024, masih jauh sekali. Doakan saja agar kami tetap sehat walafiat. Keluarga besar PKS sehat semuanya, energi positifnya lebih menonjol, demikian juga NasDem," sebut Paloh. (dnu/abw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini