Perlukah Bahasa Indonesia Menolak Pengaruh Asing?

Perlukah Bahasa Indonesia Menolak Pengaruh Asing?

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 28 Okt 2019 20:05 WIB
Foto ilustrasi (DW Soft News)

Bahasa Indonesia baru lahir kurang dari satu abad lalu, sedangkan Bahasa Inggris mulai berkembang di Tanah Britania sejak 16 abad lampau, banyak bahasa lain yang berusia lebih tua, ada pula yang sudah mati.

Bahasa Indonesia tidak perlu mengembangkan sikap konservatif secara berlebihan. Bahasa Indonesia justru perlu didukung untuk selalu progresif, terbuka terhadap kemajuan dan perkembangan, sehingga khazanah bahasa Indonesia bisa lebih kaya.

"Bahasa Indonesia terus mendapat pengaruh dari bahasa lain, misalnya bahasa asing atau bahasa daerah, itu adalah sesuatu yang harus terjadi. Hanya saja, ada filter untuk menjaga jati diri bahasa kita. Bukan berarti kita anti-bahasa asing," kata Sriyanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Jati diri bahasa Indonesia perlu tetap dijaga. Namun di sisi lain, bahasa Indonesia harus terus tumbuh berkembang. Istilah bahasa asing bukannya harus ditolak, tapi kenyataannya justru diperlukan bila bahasa Indonesia tak mempunyai padanan katanya. Misalnya, istilah teknologi dalam bahasa Indonesia banyak menyerap dari bahasa asing.

"Memang itu tuntutan agar Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang modern, ya harus punya kosakata yang cukup lah," ujar Sriyono.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads