Tentara Masuk Desa, Jalan hingga Masjid di Soppeng Dibangun

Tentara Masuk Desa, Jalan hingga Masjid di Soppeng Dibangun

Zulkipli Natsir - detikNews
Kamis, 24 Okt 2019 14:54 WIB
TNI masuk desa di Soppeng (Zulkipli Natsir/detikcom)
Soppeng - Program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang ke-106 digelar di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Program ini telah memasuki hari ke-23 sejak dibuka pada Rabu (2/10) lalu.

Gerakan TMMD ini menyasar tiga kegiatan dalam pembangunan sarana dan prasarana vital untuk masyarakat yang melibatkan empat desa di dua Kecamatan. Yakni normalisasi aliran sungai, pengerjaan jalan, dan pembangunan masjid.



Ratusan anggota TNI dari berbagai Satgas berpakaian lengkap pun nampak tak asing terlihat di desa. Mereka menginap di rumah-rumah warga dengan mengangkat dari pemilik rumah yang ditumpanginya sebagai orang tua asuh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menyusuri objek TMMD ini, detikcom harus menggunakan motor khusus trail lantaran akses jalan ke lokasi dengan Medan terjal dan berbatu yang cukup sulit dilalui dengan kendaraan biasa.



Tiga desa terdampak perbaikan jalan, yakni, Desa Panincong, Tellu Limpoe, dan Patampanua yang merupakan wilayah Kecamatan Marioriawa yang pekerjaannya dikebut kini telah rampung dan bisa dilalui kendaraan.

Sementara itu, sejauh 4,6 km dari hulu Sungai induk Kawerang hingga ke hilir menuju Danau Tempe di Desa normalisasi aliran sungai kecil yang sejak puluhan tahun tidak lagi berfungsi kini dibuat lebar hingga 8 meter dibagian permukaannya. Terdapat 8 unit alat berat bekerja dengan panduan sejumlah anggota TNI berpakaian lengkap. Nampak proses pengerjaannya telah rampung hingga 85 persen.

Di lokasi lain, di Dusun Wanuatua, Desa Sering, Kecamatan Donri-Donri, nampak berdiri kokoh bangunan mesjid yang kini telah memasuki proses finishing. Sejumlah anggota TNI lengkap dengan seragamnya aktif bergotong royong dan melebur dalam suasana sukacita dengan warga meski kondisi cuaca panas dimusim kemarau ini.

Dalam sasaran program TMMD dalam memilih 3 titik ini, sejumlah pertimbangan dan pemikiran disatukan dengan bekerjasama dengan instansi terkait Pemda Soppeng.

"Sebelumnya kami melakukan rembuk dan diskusi bersama dengan instansi terkait dan sejumlah tokoh masyrakat dalam penentuan titik sasaran TMMD ini, tujuan program harus betul-betul mampu menyentuh objek vital prioritas jangka panjanglah dengan tetap menghormati kearifan lokal, terang Letkol Arm Fajar Catur selaku Dandim 1423 Soppeng.



Seperti Normalisasi aliran Sungai yang menjadi masalah puluhan tahun. Musibah banjir telah menjadi langganan tiap tahun disekitar lokasi ini ketika musim hujan, puluhan ribu hektar sawah mengalami gagal panen. Kondisi sebaliknya terjadi ketika musim kemarau tiba, yang mana kekeringan dengan tingkat dryland sangat tinggi, hingga sawah pun nganggur tidak mampu ditanami karena berharap turunnya hujan.

Petani pun mengaku hanya bisa menuai hasil dengan sekali panen saja setiap tahunnya.



"Kami disini kadang menanam padi hingga 3 kali dalam setahun, tapi hanya bisa panen sekali. Kadang padi sudah besar, tiba-tiba turun hujan dan tanaman tenggelam, akhirnya gagal panen," ungkap Supriadi saat ditemui di areal persawahan sekitar lokasi aliran sungai.

Proses realisasi TMMD dengan menormalisasi sungai ini pun di ceritakan sempat menemukan kendala, saat sejumlah warga sempat menolak lahannya harus dikorbankan untuk perluasan aliran sungai. Pendekatan dan pemberian pemahaman dengan beberapa cara pun dilakukan pihak TNI untuk mencerahkan masyrakat hingga mereka pun akhirnya setuju.

"Kami sempat lakukan pendekatan secara persuasi dengan menyentuh emosional warga yang keras menolak dengan memberikan pemahaman terkait dampak manfaat yang lebih besar dari pengerjaan sungai ini," cerita Letkol Fajar Catur saat ditemui detikcom.



Aliran sungai ini diharapkan mampu menjadi saluran irigasi pertanian yang mampu menyelamatkan sekitar 10 ribu hektar areal persawahan dan mengurangi dampak banjir yang besar dengan membantu surutnya air.

Strategi bangunannya dibuatkan kerang sistem buka tutup dibagian hulu dan hilir yang mana akan dibuka di hilir jika kondisi air di hulu mengering ketika kemarau tiba, dan sebaliknya juga akan dibuka di hulu ketika intensitas hujan tinggi yang berfungsi mengurai debit air yang tinggi guna mecegah banjir bandang.

Proses pengerjaan aliran sungai ini menghabiskan dana Rp 1 miliar.



Sementara itu, di titik TMMD rehabilitasi mesjid, kedekatan secara humanis nampak terlihat dari gotong royong yang dilakukan warga dan anggota TNI di lokasi. Para ibu-ibu pun membantu dengan mempersiapkan makanan di posko lokasi area mesjid.

Letak mesjid yang berada di permukaan bukit Dusun Wanuatua, Desa Sering, Kecamatan Donri-Donri nampak rampung sekitar 85 persen dan hanya dilakukan sekitar tiga pekan ini.

Tentara Masuk Desa, Jalan hingga Masjid di Soppeng DibangunFoto: TNI masuk desa di Soppeng (Zulkipli Natsir/detikcom)


Efisiensi anggaran pun nampak ramping dengan hanya menggunakan dana Rp 80 juta. Bantuan tambahan pun banyak bersumber dari swadaya dari anggota TNI dan aparat desa. Seperti pengadaan sistem alat pengeras suara yang akan ditaruh di dalam mesjid.

Warga mengaku sangat berterimakasih dengan adanya program TMMD ini yang nampak mengubah wajah desanya.



"Dulu waktu masih kecil saya jalan kaki jauh, pake lampu obor karena ini mesjid yang paling tua. Alhamdulillah, dengan adanya rehabilitasi mesjid ini, memandangnya saja ini berbeda sekali dari sebelumnya. Pasti kami tambah semangat datang meramaikan mesjid ini," ujar Rahmawati yang juga selaku Kepala dusun Wanatua saat diwawancara detikcom dilokasi

Alasan paling mendasar hingga mesjid tua ini menjadi pilihan sasaran TMMD selain karena lokasi mesjid yang dekat dengan pemukiman padat warga, jejak sejarah tentang praktik kepercayaan animisme masyarakat di desa ini menjadi pertimbangan. Rehabilitasi mesjid juga diikuti dengan pemberian pemahaman dasar tentang agama Islam. Mereka mengajarkan ngaji bagi anak-anak desa setiap sore dan ceramah agama kepada warga disetiap kesempatan seperti khutbah jumat.



"Di desa ini punya alasan khusus kenapa kami prioritaskan rehab mesjid di sini. Selain karena bangunannya sudah reyot karena memang termakan, nilai sejarah pembangunan awal mesjid ini sangat berkesan. Dulu disini masyarakat kental dengan kepercayaan animisme yang kemudian pemahaman berubah setelah mesjid ini dibangun sekitar 80 tahun yang lalu," Terang Kapten Inf Irfan Nasir, Pasi Ter Satgas Kodim 1423 Soppeng saat diwawancara detikcom dilokasi.

Di titik lain TMMD perbaikan jalan yang menyentuh 3 desa di Kecamatan Marioriawa, diharapkan mampu mempercepat laju pertumbuhan perekonomian. Permukaan jalan desa yang sebelum rusak berbatu diperlebar dan diratakan sepanjang 4 km.

Tentara Masuk Desa, Jalan hingga Masjid di Soppeng DibangunFoto: TNI masuk desa di Soppeng. (Zulkipli Natsir/detikcom)


Selain untuk mempercepat akses dalam produksi hasil bumi masyarat petani didaerah tersebut, pembukaan lokasi wisata air panas pun menjadi sasaran jangka panjangnya.

Meski diklaim oleh dua desa, yakni Desa Tellu Limpoe dan Patampanua karena berada tapal batas wilayah, Lokasi perawan sumber air panas Bebba'e dinilai patut menjadi destinasi wisata.

Di lokasi ini kita bisa menyaksikan fenomena alam langka, yakni munculnya 2 mata air beda suhu. Keduanya berdekatan, yang hanya terpisah dengan jarak sekitar 6 meter.

Masyarakat pun menyakralkan lokasi ini dan percaya jika sumber mata air ini adalah pasangan suami-istri.

"Lokasi ini disakralkan masyarakat. Dari dulu banyak masyrakat yang datang berkunjung dan menggelar ritual adat di sini. Mereka juga percaya kalau mata air ini pasangan suami-istri. Ada juga yang percaya, kalau datang ke sini bisa segera dipertemukan jodohnya," ungkap Lalang, salah seorang warga disekitar lokasi, Rabu (24/10/19)

Kini, lokasi mata air dalam proses pembangunannya, yang telah rampung sekitar 87 persen dengan ukuran 8Γ—8 meter untuk kolam air panas dan 6Γ—6 untuk kolam air dingin.
Bersama warga, nampak puluhan anggota TNI bekerja dengan membuka akses jalan dan membuat Talut jembatan untuk kemudahan akses ke lokasi.

"bangunannya telah rampung sekitar 87 persen, kami sempat buka akses kesini dengan bantuan alat berat. Sebenarnya disini bukan sasaran pokok tapi sasaran tambahan (over prestasi) yang sebelumnya kami hanya prioritaskan untuk perbaikan jalan, namun kemudian kami berkoordinasi pihak Pemda," terang Kapten Irfan, Pasi Ter Satgas Kodim 1423 Soppeng saat bersama detikcom dilokasi.

Program TMMD di 3 titik sasaran ini diharapkan mampu menjawab dan menyelesaikan sejumlah masalah yang dianggap vital hingga menciptakan manfaat yang lebih besar bagi masyrakat.

Seperti diketahui, TMMD ke 106 Kodim 1423 Soppeng ini dibuka di Lapangan Andi Besse, Desa Panincong, Kecamatan Marioriwawo, oleh Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi bersama Bupati Soppeng Andi Kaswadi Razak, Rabu (2/10/19) lalu. Program ini ditargetkan bakal rampung 30 Oktober mendatang.

150 prajurit telah diterjunkan dari berbagai Mantra Sakti Satuan Tugas Kodam XIV Hasanuddin untuk realisasinya.
Halaman 2 dari 6
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads