Komandan Kodim 0806 Trenggalek Letkol Inf Dodik Novianto mengatakan, TMMD ke-105 digelar di dua desa. Yakni di Desa Sumurup dan Domyong, Kecamatan Bendungan.
Jumlah aparat TNI yang terlibat sebanyak 150 dari Batalyon 511 Blitar, Batalyon 521 Kediri dan dari TNI Angkatan Udara Madiun. Program tersebut didukung personel Polres dan Pemerintahan Kabupaten Trenggalek.
"Kemudian untuk sasaran juga ada dua macam yaitu secara fisik dan non fisik atau sasaran fisiknya berupa kegiatan pembangunan rehab rumah tidak layak huni. Rabat jalan dan pembangunan tembok penahan jalan. Sedangkan non fisik berupa penyuluhan sosial dan kesehatan, melalui kerjasama dengan dinas kesehatan, dinas sosial dan BNN," kata Dodik, Selasa (23/7/2019).
Lokasi lereng pegunungan di Kecamatan Bendungan menjadi sasaran TMMD karena masih banyak infrastruktur dasar yang membutuhkan percepatan pembangunan guna mempermudah akses masyarakat. Hal itu juga disinkronisasi dengan program yang pembangunan yang dijalankan oleh pemerintah daerah.
"Sebelum dibangun ini, kondisi jalan menang cukup sulit berupa makadam dan lumayan curam. Kondisi itu tentu akan menghambat akses masyarakat. Terbukti saat dilakukan pengecoran beberapa material harus dilangsir karena kendaraan tidak bisa menjangkau," terangnya.
Pengerasan jalan sepanjang 1.620 meter tersebut diharapkan akan memangkas waktu tempuh sekaligus mempermudah akses warga di dua desa itu. Dari semula lebih dari setengah jam menjadi sekitar 10-15 menit.
"Jaraknya sebetulnya dekat tapi karena akses sulit maka banyak yang memutar melalui desa lain yang cukup jauh," imbuhnya.
Mantan Komandan Batalyon 511 Blitar ini menyampaikan, pelaksanaan pembangunan dilakukan secara gotong royong dengan masyarakat sekitar. Sedangkan anggaran pembangunan ditanggung pemerintah daerah.
Selain pembangunan jalan, TNI juga membangun delapan rumah di kedua desa yang sebelumnya diketahui tidak layak huni. Rumah sasaran pembangunan adalah hunian yang masih terbuat dari bahan non permanen dan hanya berlantai tanah.
"Sebelum dibedah kondisi rumah warga sasaran ini memang kurang layak. Dengan kerjasama dengan pemerintah dengan pemerintah kami berharap program TMMD bisa meningkatkan kualitas hidup warga," imbuh Dodik.
Pelaksanaan program tersebut akan dikebut selama 30 hari hingga 8 Agustus mendatang. Seluruh pekerjaan pada objek sasaran mulai dari rabat jalan, bedah rumah, pembangunan TPJ hingga pembangunan musala diharapkan akan tuntas sesuai rencana.
Seorang warga yang mendapat program bedah rumah Dwi Siswanti mengaku, sebelum dilakukan pembangunan oleh tim TMMD dan warga, kondisi rumahnya masih terbuat dari papan dan sebagian di antaranya dari bambu.
"Ya boleh dibilang kurang layak lah. Karena maklum kami suami saya hanya buruh tani. Saat itu yang penting kami punya rumah, itupun kami bangun dengan susah payah," kata Dwi.
Pasangan muda ini mengaku program bedah rumah RTLH tersebut cukup membantu bagi masyarakat kecil untuk mendapatkan rumah yang lebih layak. Apalagi dengan sistem gotong royong maka proses pelaksanaan pembangunan bisa lebih cepat terlaksana.
"Kami tidak membayangkan bisa lebih cepat mewujudkan rumah yang lebih layak. Waktu itu saat didatangi Pak RT dan bapak TNI untuk dibedah rumahnya langsung kami iyakan," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini