Nico menjelaskan PDIP menggelar acara Sumpah Pemuda di JIexpo, Jakarta, pada 28 Oktober 2018. Dia ditunjuk sebagai ketua pelaksana kegiatan. Berbagai pertemuan dilakukan, termasuk menyusun rencana anggaran sebesar Rp 1 miliar.
Nico kemudian mengajak para kader untuk gotong royong membantu pendanaan. "Anggarannya sudah ditetapkan. Nah, seperti biasa namanya acara partai, kader (PDIP) tahu dan berinisiatif memberikan sumbangan. Dari siapa-siapanya saya nggak tahu karena koordinatornya banyak," ucapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat kami rapat, Pak Sunjaya datang. Nah, dia bilang (ke salah satu kader) mau nyumbang. Nggak ngomong ke saya. Dikirimnya ke salah satu kader, namanya Evi," kata Nico.
Kemudian, pada 22 Oktober, Nico mendapat kabar uang sumbangan Sunjaya telah masuk ke rekening. Pada 23 Oktober, uang tersebut ditarik dari rekening dan malam harinya Sunjaya terkena operasi tangkap tangan KPK.
Akhirnya uang sumbangan Sunjaya diputuskan tidak digunakan karena khawatir menimbulkan masalah dan, pada saat pemanggilan KPK, dia sudah mengembalikan uang Rp 250 juta.
"Uangnya masuk. Tapi, karena tahu dia (Sunjaya) diambil (KPK), uangnya tidak dipakai. Akhirnya uang itu saya serahkan ke KPK saat saya memenuhi panggilan KPK," ucap Nico.
Nico juga mengaku tidak kenal dekat dengan Sunjaya. Sedangkan Sunjaya sudah dipecat PDIP sejak tersangkut kasus di KPK.
(dhn/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini