telah selesai digelar di depan Gedung DPR, Jl Jenderal Gatot Subroto, lokasi yang sebelumnya juga menjadi tempat unjuk rasa mahasiswa. Ada beda antara demo buruh dan
.
Demo buruh digelar pada Rabu (2/10/2019) kemarin. Sebelumnya, demo mahasiswa secara masif digelar sejak Senin (23/9) lalu dan disusul pula di hari-hari selanjutnya. Demonstrasi siswa STM juga mengambil lokasi yang sama.
Yang membedakan demo buruh dan mahasiswa adalah tuntutan, ketertiban, dan durasi demo. Berikut rinciannya:
Demonstrasi buruh di DPR kemarin dimulai usai pukul 10.00 WIB. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menjelaskan tuntutan demo ini.
1. Menolak revisi Undang-undang Ketenagakerjaan
2. Revisi PP Nomor 78 tentang Pengupahan
3. Menolak kenaikan iuran BPJS Kesehatan
Demonstrasi mahasiswa yang digelar sebelumnya punya tuntutan untuk menolak segala Rancangan Undang-undang (RUU) yang dibahas di DPR pada pengujung periode 2014-2019 kemarin. Mereka juga menolak Undang-Undang KPK yang sebelumnya disahkan DPR pada 17 September.
RUU yang mahasiswa tolak adalah RUU KUHP, RUU Pertanahan, RUU Pemasyarakatan, RUU Minerba, dan RUU Ketenagakerjaan. Intinya, mereka tidak mau DPR mengesahkan RUU sampai habis periodenya pada 1 Oktober. Selain itu, mereka ingin UU KPK dicabut, berharap Presiden Joko Widodo menerbitkan Perppu yang mencabut UU KPK.
2. KetertibanDemonstrasi buruh pada Rabu (2/10) kemarin berlangsung dari pagi. Siang hari, para peserta aksi sudah meninggalkan lokasi. Tak ada kerusuhan di lokasi demonstrasi. Belum ada laporan kerusakan fasilitas umum akibat demo buruh itu.
Ini berbeda dengan kondisi demonstrasi mahasiswa di depan DPR. Demo mahasiswa pada 24 September beranjak rusuh begitu sore hari tiba. Di hari berikutnya, ada siswa STM yang turut berdemo. Rusuh juga terjadi lagi.
Tembok dan fasilitas umum dicoret-coret, pos polisi dan mobil ada yang terbakar, terjadi kekerasan yang membuat korban luka-luka, salah satunya Faisal Amir (21) mahasiswa Universitas Al Azhar yang mengalami luka parah.
Meski begitu, polisi menyatakan pelaku rusuh bukan mahasiswa. "Ini yang demo bukan lagi mahasiswa, tetapi perusuh. Ini polanya mirip 22 Mei," kata Kapolres Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi dalam keterangannya, Rabu (25/9).
 Demo buruh (Agung Pambudhy/detikcom) |
3. Selesai siang dan selesai malamDemo buruh selesai pada siang hari. Pantauan detikcom, Rabu (2/10) siang, massa di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, sudah mulai meninggalkan lokasi sekitar pukul 13.00 WIB. Massa meninggalkan Jl Gatot Subroto setelah mobil komando pergi.
Sekitar pukul 14.00 WIB di depan DPR tak ada lagi demonstran buruh. Hingga pukul 16.30 WIB, tidak ada massa lagi yang datang. Hanya tersisa pedagang di lokasi.
Lain dengan demo mahasiswa. Demonstrasi itu berujung rusuh hingga pergantian hari. Pola rusuh sampai dini hari terjadi sejak malam 24 September, disusul demo pelajar STM sampai malam di tanggal-tanggal berikutnya.
Tanggal 27 September, demo solidaritas untuk mahasiswa di Kendari yang tewas digelar di depan Gedung DPR, namun tak ada kerusuhan berarti hingga malam hari. Tanggal 30 September bersamaan dengan akhir periode DPR, mahasiswa demo lagi. Kerusuhan terjadi pada malam harinya.
4. Orang yang ditahanDalam demo buruh kemarin, tak ada peserta aksi yang ditahan aparat kepolisian. Pada demo mahasiswa yang disusul STM sebelumnya, ratusan orang ditahan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, ada 845 orang diamankan, di mana 525 orang di antaranya sudah dipulangkan.
"Masih diperiksa 310 orang," tutur Karopenmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, di kantornya, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (2/10) kemarin.
5. Nasib pekerja di lokasi demoDemo buruh di sekitar Gedung DPR pada Rabu (2/10) kemarin selesai sebelum senja. Kaum pekerja yang berkantor di sekitar lokasi menjadi bisa pulang pada sore atau petang, seperti hari-hari biasa.
Salah seorang pekerja bernama Raditya menuturkan perihal kekhawatirannya bila ada demonstrasi.
"Saya yang baru pulang kerja dengan adanya demo tersebut kan jadi kemarin-kemarin sedikit terganggu dengan akses transportasi pulangnya. Apalagi kebetulan kantor saya di deket Senayan, jadi saya juga sedikit waswas karena para pendemo itu lewat dekat kantor saya," kata Raditya saat ditemui di Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (2/10/2019).
"Ya syukur alhamdulillah, semoga dengan adanya demo petinggi-petinggi kita DPR/MPR bisa mendengar aspirasi pendemo," harapnya.
 Demo rusuh (Ari Saputra/detikcom) |
Namun lain halnya saat demonstrasi yang diawali mahasiswa beranjak rusuh, meskipun tak ada yang memastikan bahwa pelaku rusuh adalah mahasiswa. Kerusuhan hingga malam hari memaksa pekerja menunda waktu pulangnya.
Pada Senin (30/9) malam, salah satu yang terkena imbas adalah pekerja di The Telkom Hub dan Telkomsel Smart Office di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Wartawan detikcom, yang sempat melakukan peliputan di kantor tersebut, juga terpaksa tak bisa keluar dari kantor.
Pada pukul 22.00 WIB, pegawai kantor diminta segera masuk ke gedung. Sebab, massa dari arah gedung DPR lari kocar-kacir ke arah Jalan Widya Chandra.
6. Gangguan ke tolSebagian massa buruh pada Rabu (2/10) di kawasan Gedung DPR sempat masuk ke bahu Tol Dalam Kota. Polisi berjaga di belakang mereka supaya massa buruh ini tak menutupi jalan tol.
Lalu lintas tol masih bisa mengalir. Demo buruh di kawasan depan DPR ini berlangung hingga siang. Pukul 14.00 WIB, tak ada lagi massa buruh di sekitar lokasi.
Adapun demo mahasiswa dan pelajar sebelumnya tercatat sempat menutup total jalan tol. 24 September, massa mahasiswa mulai masuk ke jalan tol arah Slipi depan gedung DPR, Jakarta, Selasa (24/9), pukul 14.40 WIB. Sebagian massa juga tampak masuk ke jalur tol sebaliknya yang mengarah ke Mampang dan Pancoran.
Rabu (25/9), Tol Dalam Kota Cawang arah Pancoran juga ditutup kembali karena ada aksi massa pelajar. Senin (30/9), imbas dari aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPR tersebut adalah akses Jalan Tol Dalam Kota yang menuju Slipi, Jakarta Barat, ditutup pada sore hari.