Sebelumnya, Muhammadiyah bersama ormas Islam lainnya turut meminta penundaan pengesahan RUU Pesantren. Ormas Islam tersebut di antaranya Aisyiyah, Al Wasliyah, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI), Persatuan Islam (PERSIS), Dewan Dakwah Islamiyah (DDI), Nahdlatul Wathan (NW), Mathla'ul Anwar, Badan Kerja sama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI), dan Pondok Pesantren Darunnajah. Surat juga dilampiri pendapat ormas Islam yang meminta penundaan pengesahan RUU Pesantren.
"Setelah mengkaji secara mendalam RUU Pesantren, dengan memperhatikan aspek filosofis, yuridis, sosiologis, antropologis dan perkembangan serta pertumbuhan pesantren dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka kami menyampaikan permohonan kiranya saudara Ketua DPR RI berkenan menunda pengesahan RUU Pesantren menjadi Undang-undang karena, pertama: belum mengakomodir aspirasi ormas Islam serta dinamika pertumbuhan dan perkembangan pesantren, kedua: materi RUU Pesantren diusulkan untuk dimasukkan dalam revisi Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional," demikian petikan surat tersebut seperti dilihat detikcom, Kamis (19/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam pembahasan tingkat pertama kemarin, Kamis, 19 September 2019, Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Pemerintah yang diwakili Menteri Agama RI secara prinsip, pokok keberatan dari PP Muhammadiyah tersebut telah diakomodir dalam pembahasan akhir dalam rapat kerja pengambilan keputusan tingkat satu dalam rapat kerja tersebut," kata Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (20/9).
Ace menjelaskan, pada 27 Agustus lalu, Komisi VIII juga telah mendengarkan masukan-masukan dari PP Muhammadiyah dan ormas Islam lainnya dalam rapat dengar pendapat. Masukan-masukan itulah, kata dia, yang kemudian diakomodasi ke draf RUU Pesantren yang terbaru.
"Dalam pandangan mini fraksi ada masukan-masukan yang justru memperkaya, termasuk masukan dari Muhammadiyah ini. Kami berusaha untuk mengakomodir apa yang menjadi masukan Muhammadiyah ini termasuk dengan memasukkan pesantren yang juga mengembangkan kurikulum dirasah Islamiyah yang mengintegrasikan pendidikan umum," tuturnya.
Simak Video "Jokowi Bicara Pentingnya RUU Pesantren"
(fdu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini