Di awal pleidoi yang dibuatnya, Arie menyampaikan terima kasih kepada majelis hakim yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk menyampaikan nota pembelaan pribadi. Setelah itu, Arie menyampaikan, sejak ditahan pada 19 Februari 2017 oleh BNN, dia tak lagi dapat berada di samping istrinya yang sakit. Bahkan sampai Yeni meninggal dunia.
"Padahal, selama ini sayalah yang paling mengerti dan memahami tentang keadaan dan kondisi istri saya. Penahanan terhadap saya membuat saya tidak punya kesempatan untuk menjelaskan banyak hal kepada istri saya," tulis Arie sebagaimana dilihat dari dinding Facebook milik anggota DPR RI, Erma Suryani Ranik, Senin (24/7/2017).
Arie menceritakan sedikit saat dirinya harus ditahan oleh BNN Kota Sanggau, Kalimantan Barat. Pada hari yang sama, dia dibawa oleh para petugas ke rumahnya.
Sang istri, Yeni, akan dievakuasi untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut atas sakit langka syringomyelia yang dideritanya. Dengan pengawalan ketat, Arie diantar petugas ke dalam rumah. Arie pun menghampiri istrinya yang sedang terbaring.
"Saya mencium kedua pipinya dan merapikan rambutnya dengan tangan saya. Istri saya yang sudah terbangun pun bertanya, 'Kenapa Papa menangis?'. Saya berusaha tersenyum. Sambil menahan air mata, saya berkata kepada istri saya, 'Kawan-kawan Papa dari BNN akan merawat Mama dan mencarikan obat untuk kesembuhan Mama'," cerita Arie.
Arie mengusap air mata di pipi Yeni agar istrinya tersebut lebih tenang. Saat itu, Arie mengaku di dalam hatinya berbagai hal berkecamuk.